Cerita Tukang Pijat Naik Haji, Dua Kali!

Cerita Tukang Pijat Naik Haji, Dua Kali!
H. Sabarudin (kiri) sedang memijat pasiennya. Foto: Asta Yanuar/Radar Ponorogo

Terhitung sudah sekitar 21 tahun dirinya berprofesi sebagai tukang pijat. Warga Kertosari, Babadan, ini pun tak ingat sudah berapa pasien yang sudah dipijatnya sejak tahun 1996 lalu.

Keingingan untuk menyembuhkan adiknya yang menderita lumpuh selama dua tahun lebih jadi tujuan awal dirinya menjadi tukang pijat. Waktu itu, upaya pengobatan tak kunjung membuahkan hasil. Akhirnya dia mencari referensi dari buku medis dan khasiat tanaman.

Dia juga belajar teknik pemijatan. Lalu, dia praktikkan kepada adiknya yang sakit. "Ternyata ada perubahan, adik saya mulai membaik,’’ kenangnya.

Sejak saat itu, dirinya terus mencari tambahan referensi. Sedikitnya 17 judul buku medis yang sudah dibacanya. Pekerjaan sebagai pedagang di tinggalkan ketika semakin banyak pasien yang butuh bantuannya. Selama jadi tukang pijat, dia juga tidak pernah pasang tarif. "Kalau soal itu, terserah pasiennya,’’ ungkapnya. (sat)


Nama Sabarudin kembali masuk dalam daftar calon jemaah haji. Sebelumnya, tahun 2003 silam dia sudah menunaikan rukun islam yang kelima tersebut.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News