Cermati Penggunaan Dana Bank Daerah Jelang Pilkada

Cermati Penggunaan Dana Bank Daerah Jelang Pilkada
Cermati Penggunaan Dana Bank Daerah Jelang Pilkada
Namun yang harus diingat, lanjut Uchok, tingkat kredit macet yang diberikan Bank Jateng juga terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008, kredit macet dan bermasalah di Bank Jateng sebesar Rp 20,7 miliar, sedangkan pada tahun 2009 naik jadi Rp 33 miliar. Angka kredit macet Bank Jateng pada 2010 naik menjadi Rp 62,9 Miliar, sedangkan pada tahun 2011 menjadi Rp 141,2 Miliar, dan pada tahun 2012 lalu menjadi Rp 158,5 Miliar.

Uchok mencontohkan kredit sebesar Rp 1,8 miliar dari Bank Jateng cabang Semarang kepada empat debitur yang mengaku mengerjakan proyek pemerintah. "Ternyata, proyek pemerintah tersebut tidak ada dalam Daftar Pelaksanaan Anggaran pemerintah kota semarang tahun 2011 alias bodong," sebutnya.

Lantas bagaimana kaitan antara pengucuran kredit Bank Jateng dengan pelaksanaan pemilihan gubernur? Uchok menegaskan, bukan tidak mungkin modus pengucuran kredit fiktif ke pihak tertentu dilakukan demi pemenangan pihak tertentu.

"Kami mendesak DPRD seluruh Jateng dan publik harus mengawasi kredit yang diberikan Bank Jateng kepada debitor. Kalau tidak, bisa-bisa uang publik yang disimpan di Bank Jateng sebesar Rp 25,7 Triliun untuk tahun 2012  secara pelan-pelan menguap sebagai harga yang harus dibayar karena membiarkan kesepakatan diam-diam pejabat," tegasnya.

 

JAKARTA - Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengingatkan DPRD dan masyarakat di Jawa Tengah untuk mencermati penggunaan dana di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News