Chandra Kecewa terhadap Komnas HAM soal Ustaz Maaher
"Terus, kalau tetap di rutan siapa tenaga medis yang merawat? Apakah tidak ada rasa khawatir dengan kondisi kritisnya. Ya Allah ya Karim. Banyak sekali pertanyaan yang membatin," sambung Chandra.
Sebelumnya Komnas HAM sudah menggali informasi dan keterangan dari pihak kepolisian terkait meninggalnya Ustaz Maaher selama proses hukum sedang berlangsung.
Menurut Komisioner Pemantauan dan Penyelidikan Komnas HAM Choirul Anam, pihak Direktorat Tindak Pidana Siber (Dittipidsiber) Bareskrim Polri dan Pusdokkes RS Polri memberikan penjelasan mulai dari proses penangkapan Soni Eranata, sakit yang diderita, dan perawatan yang diberikan.
Komnas HAM, lanjut Choirul Anam, tidak hanya mendengar keterangan, melainkan juga melihat rekam medis Soni Eranata serta meminta pendapat pihak medis lain yang kredibel pilihan keluarga dan kepolisian.
Baca Juga: Tak Ada yang seperti Kompol Yuni Purwanti, Tepuk Tangan untuk Ditresnarkoba Polda Metro Jaya
Dikatakan, keterangan yang didapat baik dari kepolisian, maupun pihak medis, sama-sama menyebut Soni Eranata meninggal karena sakit.
"Karena tindakan yang lain tidak ada, jadi memang karena sakit," kata Choirul Anam dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (18/2) lalu.(fat/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Chandra Purna Irawan kecewa dengan hasil pendalaman Komnas HAM terkait kematian Ustaz Maaher At-Thuwailibi.
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam
- Tenaga Honorer Laporkan Dirut RSUD Sibuhuan ke Komnas HAM
- Rohingya, Mencari Tempat Berlindung
- Banyak Kepala Daerah Tidak Netral Selama Pemilu 2024, Komnas HAM: Politik Uang
- Catatan Komnas HAM: Ratusan Tenaga Kesehatan Kehilangan Hak Pilih Pas Pemilu 2024
- Pantau Pemilu 2024, Komnas HAM Ungkap Persekongkolan 12 Kades di Sidoarjo
- Komnas HAM Minta Warga Gunakan Hak Pilih Pemilu Secara Kritis