Chano, Bocah asal Ende Harumkan Indonesia di Kancah Dunia

Chano, Bocah asal Ende Harumkan Indonesia di Kancah Dunia
Chano dan ibunya di bandara Ende. Foto: ALEXIUS RAJA SEKO/TIMOR EXPRESS/JPNN.com

Dalam keseharian, demikian tutur Linda, Chano  sejak kecil tidak lepas dari Harmonika. Ke mana-mana alat musik tiup itu selalu dibawanya. Talenta seni terlihat manakala Chano kecil tengah menonton tayangan televis khususnya acara musik.

"Dia pasti berdiri dekat televisi untuk  memperhatikan. Orang yang sedang main piano  atau keyboard. Meski kita larang karena akan  membahayakan kesehatan mata, namun dia tidak  menggubrisnya," kenang Ermelinda.

Darah seni Chano kata Ermelinda dari sang ayah  yang adalah seorang pemusik. Sejak masa kuliah  di Jurusan Tenik Informatika-Fakultas Teknik  Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, sang  ayah sering tampil dan mengisi acara baik di dalam maupun luar kampus.

Ayahnya yang tamatan Sekolah Menengah Seminari  Mataloko ini, kemudian mengikuti kuliah di ISI  Jogjakarta namun hanya sampai semester III. Keluarga tidak mendukung karena takut masa depan anak mereka suram jika hidup sebagai musikus. Karena itu dia melanjutkan kuliah di Unwira Kupang.

Darah musik sang ayah Kristo diwariskan ke putra sulungnya Canho. Demikian cerita Ermelinda yang mengaku melihat Chano selalu menggerakkan tangan dan kaki layaknya orang tengah bermain piano ketika mendengarkan lagu-lagu atau menonton tayangan TV acara musik.

Cerita keluarga ini, selepas kuliah di Kupang, Canho dan keluarga kembali ke Ende. Di Ende, ayah dan ibunya bekerja di Pemerintah Kabupaten Ende hingga sekarang ini. Sang Ayah bekerja di kelurahan Lokoboko kecamatan Ndona. Sedangkan ibunya di Sekretariat Daerah sebagai Sekretaris Bupati Ende.

Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang abdi negara, Kristo Djamru membuka lembaga kursus musik yang diberi nama Affrettando Music Course.

Kehadiran kursus ini, setidaknya bukan untuk menjalankan bisnis namun hanya menjadi media penyaluran hobinya di bidang musik. Tentu juga untuk mengasah anak-anaknya dalam bermusik.

YOHANES de Capsetrano Jambru Pasirua. Bocah asal Kabupaten Ende yang biasa dipanggi Chano itu, mengharumkan NTT hingga level internasional karena

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News