Chen Shu-chu, Pedagang Sayur di 'Top List'

Tak Pernah Tahu, Malu Masuk Time

Chen Shu-chu, Pedagang Sayur di 'Top List'
Chen Shu-chu di kios sayurnya. Foto: Taipeitimes.com.
"Uang menjadi berguna hanya jika berada di tangan orang yang membutuhkannya," tandas Chen. Karena itu, tidak heran jika selama 17 tahun terakhir dia menyumbangkan tidak kurang dari USD 320.000 (sekitar Rp 2,8 miliar) ke yayasan-yayasan sosial. Termasuk donasi untuk yayasan anak-anak dan panti asuhan yang besarnya masing-masing USD 32.000 (sekitar Rp 288,3 juta). Juga sumbangan senilai USD 144.000 (sekitar Rp 1,29 miliar) untuk perpustakaan sekolahnya dulu.

Namun, Chen menolak disebut sebagai dermawan. "Saya tidak pernah memberikan donasi yang nilai nominalnya sangat besar," tandasnya, seperti dilansir Agence France-Presse, Sabtu (1/5) kemarin. Pekerja keras yang memiliki tiga anak angkat itu juga enggan bercerita banyak soal sumbangan-sumbangannya ke yayasan sosial. Sebab menurutnya, amal yang dia berikan bukan untuk dipublikasikan. "Apalagi, ini juga bukan bagian dari kompetisi," imbuh Chen.

Perempuan yang tidak tamat sekolah dasar karena kesulitan biaya itu, menekuni bisnis sayur-mayur di pasar Taitung sejak berusia 13 tahun. Awalnya, dia hanya membantu orangtuanya yang memang pedagang sayur di sana. Kini, dialah yang mengelola kios sayur tersebut. Selama hampir lima dekade, Chen menjadi pedagang sayur dengan jam terbang paling tinggi. Sebab, tiap hari, kiosnya-lah yang buka paling pagi dan tutup paling sore.

"Mengagumkan. Tapi, di atas semua (donasi) yang sudah dia berikan itu, keteladanan-lah yang menjadi sumbangan terbesarnya," terang Time dalam pernyataan resminya tentang Chen.

TAITUNG - Chen Shu-chu hanyalah seorang pedagang sayur biasa yang punya kios di pasar besar Taitung County, kawasan tenggara Taiwan. Tapi, sejak

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News