Christina Avanti, Peneliti Hormon Cinta yang Mendunia

Larutan Oksitoksin Bisa Selamatkan Nyawa Ibu

Christina Avanti, Peneliti Hormon Cinta yang Mendunia
Christina Avanti. Foto: Dimas Alif/Jawa Pos

jpnn.com - DEMI menyelamatkan nyawa para ibu, Christina Avanti meneliti hormon oksitoksin atau yang biasa disebut hormon cinta. Risetnya mendapatkan paten dunia. Dia pun menawarkan hasil penelitiannya kepada 20 negara miskin di dunia secara gratis.

 

--------------
Laporan Nanda Putu Dermawanti, Surabaya
--------------
BAYANGKAN bagaimana jika seorang anak tidak bisa melihat paras perempuan yang melahirkannya. Dia juga tidak bisa merasakan air susu ibunya saat bayi. Ketika beranjak remaja, juga tidak ada kasih sayang sang bunda.

Semua kehampaan tersebut terjadi karena ibunya berpulang ke pangkuan Ilahi saat berjuang melahirkan sang anak. Pikiran itulah yang mengonak dalam benak Christina Avanti melihat tingginya angka kematian ibu saat melahirkan.

Berdasar World Health Organization (WHO), setengah juta perempuan di Afrika, Asia, dan Amerika Latin meninggal setiap tahun akibat masalah selama kehamilan dan persalinan.      

Disebutkan pula bahwa sedikitnya 25 persen kematian itu dapat dikaitkan dengan pendarahan pasca persalinan, terutama kegagalan rahim untuk berkontraksi secara memadai setelah persalinan.

’’Mungkin si bayi mendapatkan kasih sayang dari orang lain, tapi kasih sayang seorang ibu tentu berbeda,” tutur perempuan yang akrab disapa Tina itu dengan mata yang berkaca-kaca.

Sebagai seorang ibu yang telah dianugerahi satu anak, Tina sangat prihatin terhadap nasib buruk kaum hawa itu. Dia menyebutkan, hormon oksitoksin sangat penting agar seorang ibu dapat mempertahankan bayinya dan melahirkan dengan selamat.

DEMI menyelamatkan nyawa para ibu, Christina Avanti meneliti hormon oksitoksin atau yang biasa disebut hormon cinta. Risetnya mendapatkan paten dunia.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News