Coin A Chance!, Komunitas Pengumpul Uang Recehan untuk Pendidikan Anak-Anak Miskin
Dapat Koin Jutaan, Tak Cukup Disimpan di Kardus Mi Instan
Senin, 12 Desember 2011 – 08:18 WIB
![Coin A Chance!, Komunitas Pengumpul Uang Recehan untuk Pendidikan Anak-Anak Miskin](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20111212_083541/083541_743713_coin_a_chance.jpg)
KOLEKTOR KOIN : Anggia Bahana Putri sedang membuka stand Coin A Chance ! di muktamar blogger bertajuk ON|OFF 2011 di Jakarta (3/12/). Foto : Hilmi Setiawan/Jawa Pos
Hanny menceritakan, awal berdirinya Coin A Chance! dimulai ketika dirinya dan Nia sedang bengong di sela-sela mengurusi pekerjaan sebagai konsultan komunikasi. Kebetulan, meja kerja mereka berdua berdempetan. "Saya dan Nia memandangi celengan koin yang berada di meja kami. Diapakan ya enaknya," tutur perempuan kelahiran Bogor, 31 Mei 1983, itu.
Kebetulan juga, Hanny dan Nia hobi mengumpulkan uang recehan. Hanny beralasan, uang recehan cukup ribet jika harus disimpan di saku. "Jika disimpan di dompet, berat nanti bawanya," jelas dia. Celengan kecil menjadi media satu-satunya bagi Hanny dan Nia kala itu untuk menyimpan uang recehan.
Nah, ketika tebersit pertanyaan digunakan untuk apa uang-uang receh tadi, mereka memutuskan untuk membantu biaya pendidikan anak-anak miskin. Saat celengan Hanny dan Nia dipecah, terkumpul sekitar Rp 600 ribu. Duit itu langsung disalurkan ke Bintang Gempur Anarki, anak salah seorang penjual rokok di sekitar kediaman Nia di kawasan Radio Dalam, Jakarta Selatan.
Hanny menceritakan, kondisi pendidikan Gempur saat itu benar-benar kacau. Dia hampir putus sekolah karena tidak bisa melanjutkan pendidikan dari jenjang SD ke SMP. Penyebabnya, ijazah Gempur ditahan pihak sekolah gara-gara memiliki tunggakan biaya SPP sejak kelas V. "Biaya sebenarnya tidak besar, tapi dia benar-benar tidak mampu," katanya.
Dua orang bersahabat ini, Hanny Kusumawati dan Nia K. Sadjarwo, ingin menerapkan moto: mulailah dari yang terkecil untuk berbuat baik. Sejak 2008,
BERITA TERKAIT
- Ninis Kesuma Adriani, Srikandi BUMN Inspiratif di Balik Ketahanan Pangan Nasional
- Dulu Penerjemah Bahasa, kini Jadi Pengusaha Berkat PTFI
- Mengintip Pasar Apung di KCBN Muaro Jambi, Perempuan Pelaku Utama, Mayoritas Sarjana
- Tony Wenas, Antara Misi di Freeport dan Jiwa Rock
- Hujan & Petir Tak Patahkan Semangat Polri Sampaikan Pesan Pemilu Damai ke Wilayah Terluar Dumai
- Tentang Nusakambangan, Pulau yang Diusulkan Ganjar Jadi Pembuangan Koruptor