COVID-19 di Amerika Serikat Lebih Mematikan ketimbang Teror 9/11
"Percakapan video yang kami lakukan dengannya sangat singkat dan akhirnya berhenti sama sekali karena ayah saya menjadi sangat lemah."
"Ayah saya pada dasarnya kehilangan harapan dan dia berhenti menjawab semua panggilan telepon."
Photo: Ramash Quasba adalah satu dari sekian banyak korban virus corona di Amerika Serikat. (Supplied: Naeha Quasba)
Perempuan yang berprofesi sebagai dokter umum tersebut kehilangan ayahnya, Ramash, pada September lalu.
Sebelumnya, ayahhnya tersebut dirawat selama 40 hari di rumah sakit, lebih dari setengahnya menggunakan ventilator, dan enam hari lainnya dia tidak responsif.
"Ini seperti 9/11 setiap hari," kata Quasba.
"Sungguh tragis memikirkan jumlah orang yang meninggal pada 9/11. [Tapi] juga tragis memilikirkan jumlah orang yang meninggal dalam sehari selama pandemi yang telah berlangsung selama 10 bulan ini."
"Tapi saya merasa kita seharusnya tidak perlu mengatakan itu. Dari yang kita lihat, bahaya dari virus ini sudah cukup bagi orang untuk menyadari betapa mengerikannya."
Kebanyakan orang di Amerika akan mengatakan jika 11 September 2001 adalah salah satu hari yang paling kelam dalam kehidupan mereka
- Dunia Hari Ini: Tornado Tewaskan 4 Orang di Oklahoma
- Dick Tamimi: Sosok di Balik Band Dara Puspita yang Pernah Dituduh Menyelundupkan Emas
- Setelah TikTok, Amerika Serikat Bersiap Cekal DJI
- Sudah 50 Tahun di Indonesia, ChildFund Dorong Partisipasi Lebih Banyak Pihak
- Dunia Hari Ini: Timnas Indonesia Mengalahkan Korea Selatan Dalam Piala Asia U-23
- Xi Jinping Ingin China Jadi Mitra Amerika, Bukan Pesaing