Cuaca Ekstrem dan Garam Mak-Mak

Oleh Dhimam Abror Djuraid

Cuaca Ekstrem dan Garam Mak-Mak
Hujan disertai petir. Foto ilustrasi: M Fathra Nazrul Islam/JPNN.com

Ini bukan ritual perdukunan ala Mbak Rara yang kondang sejak event balapan di Mandalika. Penyebaran garam itu diakui sebagai metode ilmiah untuk memecah awan.

Beberapa waktu lalu di media sosial beredar video yang menunjukkan mak-mak menyebar garam di sekitar rumahnya ketika hujan lebat disertai angin sedang berlangusng.

Narasi pada video yang viral itu menyebutkan bahwa si mak berusaha menghentikan hujan dengan ritual tersebut.

Ritual itu ternyata ditiru oleh Heru Budi Hartono dengan skala yang jauh lebih besar. Kalau si mak cuma menyebar garam beberapa genggaman tangan, Heru Budi menyebar berton-ton garam di sekitar langit Jakarta.

Teknologi modifikasi cuaca (TMC) ini dilakukan dengan cara menaburkan garam dapur atau natrium klorida di sejumlah tempat. TMC sudah sudah dilakukan dengan 55 kali penerbangan yang menaburkan 154,3 ton garam dapur.

Modifikasi cuaca itu dilakukan atas permintaan Pemprov DKI Jakarta yang bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Guna mengantisipasi kondisi itu, BPPT dan BNPB menggandeng Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI AU) untuk melakukan operasi TMC dengan menebar garam ke awan-awan yang menuju wilayah Jabodetabek dan sekitarnya.

Penyemaian awan dilakukan menggunakan pesawat angkut yang membawa berton-ton garam. Selanjutnya, pesawat tersebut memasukan garam ke dalam inti awan.

Mak-mak di Jakarta bisa protes kalau suplai garam kosong gegara diborong oleh Pemprov DKI.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News