Cukupkah Sarapan Hanya dengan Buah?

Cukupkah Sarapan Hanya dengan Buah?
Buah impor. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com - Sarapan adalah waktu makan paling penting dalam sehari. Begitu pentingnya, sampai ada pepatah yang mengatakan bahwa makan pagi seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti pengemis.

Menurut survey Asia Pacific Breakfast yang dilakukan pada 2018, sebanyak 72 persen orang Indonesia setuju bahwa sarapan pagi sangatlah penting. Kendati demikian, masih banyak masyarakat yang belum menyantap sarapan dengan menu dan pasokan gizi yang tepat.

Faktanya, sekitar 40–56 persen masyarakat Indonesia masih mengonsumsi terlalu banyak karbohidrat atau hanya mengonsumsi minuman panas seperti kopi atau teh untuk sarapan.

Lantas, bagaimana bila sarapan dengan buah? Ada yang bilang, sarapan dengan buah cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi di pagi hari.

Bahkan, ada pula yang berkata bahwa sarapan dengan buah juga mampu mendatangkan manfaat detoks.

Apa kata medis?

Perlu diketahui, arti kata sarapan dalam bahasa Inggris (breakfast) adalah “buka puasa”. Hal tersebut tidak salah, karena setelah tidur 6–7 jam tubuh membutuhkan asupan makanan sebagai bahan bakar untuk memulai aktivitas di hari yang baru. Oleh karena itu, sarapan yang baik adalah yang mengandung kombinasi dari berbagai gizi, seperti karbohidrat, protein, serat, lemak, vitamin, dan mineral.

Bagaimana dengan buah? Bukankah buah kaya akan gizi? Ya, hal itu memang benar. Namun, buah hanya mengandung vitamin, mineral, serat, dan karbohidrat. Kandungan tersebut masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi yang lengkap untuk sarapan.

Jangan memaksakan menu sarapan yang sulit didapat atau menguras dompet, karena masih banyak yang sehat dan harga terjangkau.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News