Cukupkah Sarapan Hanya dengan Buah?

Cukupkah Sarapan Hanya dengan Buah?
Buah impor. Foto: Natalia Laurens/JPNN

Pada dasarnya, buah memang sehat karena mengandung rendah kalori. Namun, karena faktor kalori yang rendah tersebut, buah umumnya tidak dapat memberikan energi yang cukup sebagai bahan bakar tubuh untuk beraktivitas sampai siang hari.

Sebagai akibatnya, Anda akan cepat merasa lapar, di mana hal ini bisa mengganggu aktivitas dan menurunkan mood. Ujungnya, performa di sekolah dan tempat kerja akan mengalami penurunan.

Masalah belum selesai sampai di situ. Dengan hanya makan buah saat sarapan, Anda akan merasa lapar sehingga tergoda untuk ngemil. Biasanya, makanan yang dijadikan sebagai camilan kurang sehat dan tidak mengandung gizi – atau sering disebut kalori kosong.

Sementara itu, apabila berhasil bertahan untuk tidak ngemil hingga jam makan siang tiba, Anda akan merasa sangat lapar dan berisiko kalap saat menyantap makan siang. Alhasil, tubuh akan kemasukan kalori dan lemak dalam jumlah berlebih, di mana hal ini meningkatkan risiko terjadinya berat badan berlebih atau obesitas.

Kalaupun masih dapat mengontrol diri saat makan siang, Anda mungkin akan melampiaskan hal tersebut saat makan malam.

Ini karena makan malam adalah godaan terbesar bagi mereka yang sedang berjuang untuk diet dan menurunkan berat badan. Karena biasanya, orang-orang justru lebih tergoda untuk makan lebih banyak saat malam hari. Ujung-ujungnya kurang lebih sama, yaitu berat badan berlebih atau obesitas.

Apa solusinya?

Makan buah saja untuk sarapan berisiko terjadi peningkatan berat badan. Karena pada dasarnya, Anda harus mengupayakan menu sarapan yang lengkap agar dapat memenuhi kebutuhan gizi yang sudah digunakan oleh tubuh setelah “berpuasa” semalaman.

Jangan memaksakan menu sarapan yang sulit didapat atau menguras dompet, karena masih banyak yang sehat dan harga terjangkau.

Sumber klikdokter

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News