Curhat Pelajar Asing di Australia: Rasanya Seperti di Neraka

Beberapa bantuan dari pemerintah dan universitas tersedia dan mereka yang sudah bekerja selama 12 bulan dapat mengakses 'superannuation' atau tabungan masa tua bagi warga Australia mereka.
April lalu, Perdana Menteri Scott Morrison memperingatkan mahasiswa internasional dan pemegang visa turis untuk pulang ke negara masing-masing bila tidak lagi dapat membiayai kehidupan mereka sendiri.
Ini karena Pemerintah Australia ingin mendahulukan kebutuhan warganya sendiri.
Beberapa mahasiswa internasional sudah mengikuti anjuran tersebut dan menurut beberapa lembaga pendidikan, tidak sedikit yang juga berencana pulang ke negara masing-masing.
Mereka yang masih bertahan di Australia hanya mengandalkan dukungan dari keluarga mereka.
Namun, banyak mahasiswa internasional yang masih bimbang untuk memilih pulang atau bertahan di Australia.
Kehidupan di Australia telah menguras dompet, namun pilihan untuk pulang juga bukan solusi yang sederhana melihat sulitnya mendapatkan tiket penerbangan internasional.
Belum lagi bila melihat harganya dan risiko membawa virus ke negara asal, selain dari kekhawatiran kehilangan visa atau kesempatan meneruskan pendidikan mereka.
Maret lalu, mahasiswa internasional bernama Riyan Chowdury merasa memiliki kendali atas hidupnya sendiri
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya