Curhatan Ade Armando Ditolak jadi Guru Besar UI

Curhatan Ade Armando Ditolak jadi Guru Besar UI
Ade Armando. Foto: Jateng Pos

BACA JUGA: Singgung Kencing Unta dan UBN, Ade Armando Dipolisikan Lagi

Ade menyebut, di sepanjang proses dirinya diminta oleh banyak pihak untuk lebih menahan diri. Tetapi Ade memilih tidak mau berhenti bersuara keras melawan mereka yang menyebarkan hoaks, fitnah, yang memecah belah bangsa, anti NKRI, penindas non-muslim, penindas sesama muslim yang berbeda pandangan, penyebar kebencian pada etnis Tionghoa, penghina dan pemfitnah Presiden Joko Widodo, pihak yang berusaha menegakkan syariah, berusaha menegakkan Khilafah, penindas kaum perempuan, dan hal-hal sejenis yang lazim Ade suarakan di media sosial.

"Saya selalu katakan, lebih baik tidak menjadi profesor daripada berhenti menyuarakan apa yang saya percaya sebagai kebenaran yang harus diperjuangkan. Karena itu, ketika sekarang saya tahu Dewan Guru Besar UI tidak akan membiarkan saya menjadi guru besar, itu hal yang sangat bisa diprediksi. Tentu saja masih banyak guru besar UI yang pluralis dan demokratis. Tetapi saya duga, mereka kalah suara dari kaum yang anti keberagaman dan fasis," ucapnya.

Ade menilai apa yang dihadapi saat ini merupakan hal yang biasa. "Suka-suka merekalah. Saya cuma berharap pengalaman saya ini tidak akan membuat para pembela NKRI surut semangatnya untuk memperjuangkan kemuliaan bangsa ini. Kalau kita terus memperjuangkan kebenaran, kita tidak akan kalah kok. Ever Onward," pungkas Ade. (gir/jpnn)


Ade menduga penolakan terhadap dirinya sudah dimulai sejak awal, ketika namanya diajukan menjadi guru besar di tingkat FISIP pada 2016 lalu.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News