Curiga KLB KNPI Hanya untuk Loloskan Calon Ketua Umum Pesanan

jpnn.com - JAKARTA - Kepengurusan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bawah kepemimpinan Muhammad Rifai Darus  hasil kongres di Papua pada akhir Februari lalu terus memersoalkan rencana penyelenggaraan kongres luar biasa (KLB) oleh pihak-pihak yang mengatasnamakan bagian dari organisasi kepemudaan itu. Sebab, KLB yang rencananya digelar besok (1/6), dianggap hanya mewakili ambisi pihak tertentu untuk meloloskan calon pesanan agar menjadi ketua umum KNPI.

Menurut sekretaris jenderal (Sekjen) KNPI hasil kongres di Papua, Sirajuddin Abdul Wahab, ada upaya memecah organisasi yang membawahi ratusan organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP) itu. “KLB ilegal itu hanya untuk meloloskan kandidat tunggal,” ujar Sirajuddin dalam rilisnya ke media, Minggu (31/5).

Ia menegaskan, kepemimpinan Rifai di KNPI periode 2015-2018 mendapat dukungan dari 120 OKP tingkat nasional. Selain itu, lanjutnya, 34 DPD KNPI juga tetap mendukung kepemimpinan Rifai dan menolak KLB.

Sirajuddin lantas menyinggung isu tentang peran Ketua DPR RI Setya Novanto yang disebut-sebut mendukung KLB. Yang lebih disayangkan, lanjut Sirajuddin, ada upaya  untuk menempatkan Fadh Arafiq, mantan terpidana kasus suap dana percepatan infrastruktur daerah (DPID) yang juga terseret korupsi proyek pengadaan Alquran di Kementerian Agama sebagai ketua umum KNPI di KLB.

Karenanya Sirajuddin yang juga wakil sekjen Partai Golkar kubu Agung Laksono itu meminta Novanto bisa bertindak sebagai negarawan. “Jangan sampai isu ketua DPR RI mem-backup KLB ilegal itu berujung konflik,” pintanya.

Sirajuddin juga meminta kepada Polri menolak bentuk permohonan izin penyelenggaraan KLB KNPI. Menurutnya, pihak-pihak yang mengatasnamakan KNPI untuk penyelenggaraan KLB telah bertindak ilegal.

Meski demikian Sirajuddin menegaskan bahwa KNPI pimpinan Rifai tetap membuka pintu dialog kepada pihak-pihak yang berseberangan. Ia tak mau konflik internal kepengurusan KNPI periode sebelumnya antara kubu Aziz Syamsuddin dengan Ahmad Doli Kurnia kembali terulang. “Saatnya pemuda dan KNPI kerja..kerja…kerja…,” pungkasnya.(rmo/jpnn)