Dahnil Sebut Fahri Hamzah Punya Kualitas jadi Pembantu Jokowi

jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, Dahnil Anzar menyarankan Presiden Jokowi memilih Fahri Hamzah sebagai salah seorang pembantunya.
Dahnil menyebut mantan wakil ketua DPR itu punya kualitas, terutama untuk menjadi lawan berpikir, berdebat yang berkualitas.
Pria kelahiran Aceh Tamiang itu menyebut, salah satu posisi yang cocok untuk Fahri ialah Kepala Kantor Staf Presiden, tempat yang kini diduduki Moeldoko.
"Saran saya Pak @jokowi ambil bang @Fahrihamzah sebagai pembantu Presiden, sebagai Kepala KSP misalnya. Minimal yg diluar pemerintah punya lawan berpikir, lawan berdebat yg berkualitas dan kepresidenan bisa terbantu membangun percakapan dan dialog berkualitas di internal," twit Dahnil di @Dahnilanzar, Selasa (8/10).
Saran saya Pak @jokowi ambil bang @Fahrihamzah sebagai pembantu Presiden, sebagai Kepala KSP misalnya. Minimal yg diluar pemerintah punya lawan berpikir, lawan berdebat yg berkualitas dan kepresidenan bisa terbantu membangun percakapan dan dialog berkualitas di internal. :-) — Dahnil A Simanjuntak (@Dahnilanzar) October 8, 2019
Twit Dahnil lumayan banyak mendapat komentar. "Ksp skrng itu pa @Dr_Moeldoko , apa anda (dahnil) pikir beliau kurang berkualitas? sombong kali kau nil," komentar Hokialways_88 @hokialways40.
"Mulai tercium bau amisnya Apakah ini terkait dengan tiga kementrian yg lagi hangat hangatnya????" tulis pemilik akun @akusiantarman. (adk/jpnn)
Twit Dahnil soal Fahri Hamzah ini mendapat banyak komentar, salah satunya mengaitkan dengan Moeldoko.
Redaktur & Reporter : Adek
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi