Dampak Jembatan Comal Kian Terasa

Dampak Jembatan Comal Kian Terasa
Dampak Jembatan Comal Kian Terasa

"Harusnya intervalnya dibuat panjang sekalian, sekitar 15 menit. Soalnya, laju kendaraan besar cukup lambat, sehingga butuh waktu lama untuk melintas. Kalau cuma sebentar, kendaraan besar akan sangat sulit melaluinya. Belum lagi risiko kerusakan jalan akibat menahan beban kendaraan pada saat tarikan pertama, disamping itu bisa juga risiko kerusakan kendaraan seperti sistem pengereman yang sewaktu-waktu bisa blong," tegasnya.
    
Secara umum, dikatakan Agus, jalur Selatan sudah cukup baik. Menurutnya, perlu segera ada perbaikan jalan, terutama untuk menutup jalan berlubang di jalur tersebut. "Kalau jalan sudah tidak berlubang, kemacetan bisa diminimalisir. Selain itu, kemarin malam kami coba buka tutup jalan dengan interval sekitar 30 menit, dan ternyata arus bisa cukup lancar dilalui, karena pada dasarnya frekuensi kendaraan besar hanya sekitar 150 buah per jamnya, hanya saja banyaknya pemberhentian-pemberhentian yang dilakukan oleh warga yang menyebabkan arus sedikit tersumbat," jelasnya.
    
Sementara itu, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas, Irawadi menegaskan pihaknya sudah melakukan koordinasi dan melaporkan kondisi jalan di ruas Ajibarang kepada Bina Marga Provinsi. Terkait hal itu, pihaknya sudah memastikan akan ada perbaikan jalan di jalur tersebut dalam minggu ini yang akan dikerjakan oleh Bina Marga Provinsi.

"Kita sudah koordinasikan, dan kita juga sudah melaporkan kondisinya ke Gubernur Jateng. Minggu ini kemungkinan sudah mulai dikerjakan," katanya.
    
Namun demikian, saat ini pihaknya akan membuat usulan peningkatan jalan di jalur Selatan. Pasalnya, permasalahan yang ada di ruas Bumiayu-Ajibarang, saat ini mendapat perhatian khusus dari Pemkab Banyumas.

"Rencananya bupati nanti akan berkunjung ke Dirjen Perhubungan dan Kementrian PU guna melakukan usulan peningkatan jalan di ruas tersebut, termasuk jalan-jalan yang berada di wilayah Banyumas," katanya.
    
Irawadi menjelaskan sebagian besar jalan nasional yang ada di Banyumas masih berada di kelas III, sehingga perlu adanya peningkatan jalan menjadi kelas II. "Kalaupun tidak kelas II, paling tidak ada pelebaran jalan sekitar 2 meter di kanan kiri jalan, sehingga kendaraan-kendaraan tidak perlu turun ke bahu jalan saat berpapasan," tegasnya.
    
Kepala UPT Bina Marga wilayah Banyumas - Cilacap, Efendi Nugroho mengatakan, keempat jembatan tersebut adalah, jembatan Soeharto diatas Sungai Serayu, jembatan Kawung, jembatan Kranggan dan jembatan Tajum 1 di Desa Pancasan, Ajibarang.

"Keempat jembatan tersebut kondisinya sudah tua, karena dibangun sekitar tahun 1973, sedang kapasitas kemampuan jembatan hanya untuk kendaraan dengan berat maksimal 10 ton. Tapi faktanya saat ini jembatan itu dilalui kendaraan dengan beban lebih dari 10 ton," ujar dia saat dikonfirmasi Radarmas, Rabu (12/8).
    
Menurtnya keempat jembatan tersebut perlu mendapatkan pengawasan ketat. Oleh sebab itu, pihaknya akan memasang rambu di atas jembatan, tentang larangan berhenti di atas jembatan, khususnya larangan terhadap kendaraan besar dengan kapasitas lebih dari 10 ton.
    
"Akan kita pasang rambu tentang larangan berhenti di atas jembatan, karena dikhawatirkan jembatan tersebut tidak bisa menahan beban dari kendaraan yang ada di atasnya," jelasnya.
    
Selain dilakukan pengawasan ketat, Efendi juga mengatakan, jembatan tersebut seharusnya hanya dilalui kendaraan satu arah dengan jalan buka tutup. Hal itu dilakukan agar beban jembatan tidak terlalu berat.
    
Terpisah, Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (SDABM) Kabupaten Banyumas, Ir Irawadi CES mengatakan, beberapa jembatan di Banyumas memang perlu dilakukan pembenahan. Hal itu mengingat kondisinya yang sudah cukup tua. Meski demikian, Irawadi berharap, jembatan tersebut tidak hanya dilakukan perbaikan namun perlu dilakukan peremajaan dengan cara pembangunan baru.
    
"Tidak hanya diperbaiki, tapi harus dibuat baru karena sebagian material usianya sudah cukup lama sehingga sangat rentan jika dilalui kendaraan dengan beban yang sangat berat," ujar dia. (why/bay/min1/acd)


PURWOKERTO - Dampak pengalihan truk besar dari jalur Utara (Panturan) ke jalur selatan, mulai berdampak luas ke Banyumas. Bukan hanya usia jalan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News