Dampak Virus Corona, Lobster Australia Kini Dijual Murah

Menurut Matt Rutter, dampak dari penutupan perdagangan lobster ke China sangat luas.
"Karena tidak ada penangkapan yang dilakukan, tidak ada truk yang jalan, tidak ada depot yang menerima lobster. Banyak staf yang sebelumnya bekerja, sekarang harus berhenti kerja sampai produksi dimulai lagi."
"Jadi bukan saja para nelayan yang mengalami dampaknya, namun semua orang yang menggantungkan hidupnya dari industri ini terkena."

Sebagai perusahaan yang melakukan ekspor lobster terbesar dari Australia, GFC memiliki kapasitas penyimpanan 220 ton, dengan tempat penyimpanan tersebut bisa memuat pasokan lobster selama 4 sampai 6 minggu.
Sambil menunggu China membuka pintu bagi perdagangan lobster, Rutter mengatakan mereka berusaha mencari pasar baru termasuk pasar domestik, juga ke Jepang, Taiwan, Asia Tenggara dan Amerika Serikat.
Lihat artikel selengkapnya dalam bahasa Inggris di sini
Merebaknya virus corona di China telah menyebabkan permintaan lobster dari Australia menurun tajam, sehingga memicu anjloknya harga makanan laut yang dikenal mahal ini
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya