Daoed Joesoef tak Segan Makan Nasi Bungkus sebelum Rapat

Daoed Joesoef tak Segan Makan Nasi Bungkus sebelum Rapat
Foto Mantan Mendikbud Kabinet Pembangunan III periode 1978-1983, Daoed Joesoef di rumah duka, Jakarta (24/1). FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

Kebijakan yang dimaksud Bambang tadi adalah NKK/BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus/Badan Koordinasi Kemahasiswaan).

Banyak pihak yang menuding kebijakan itu dimaksudkan mengebiri kebebasan mahasiswa karena dilarang berpolitik.

Ketika itu, bara peristiwa Malari memang masih terasa. Empat tahun sebelum penerapan NKK/BKK, persisnya 15 Januari 1974, terjadi demonstrasi mahasiswa yang diakhiri kerusuhan sosial.

Mundur delapan tahun sebelumnya, mahasiswa juga turut berperan dalam runtuhnya Orde Lama.

Tapi, dalam banyak kesempatan, Daoed membantah tudingan tersebut. Sebagaimana diulangi Bambang kemarin, NKK/BKK sejatinya merupakan kebijakan yang menempatkan kampus sebagai pusat keilmuan.

’’Mempelajari politik sebagai ilmu boleh, tapi bukan sebagai politik praktis,’’ tuturnya.

Bambang dulu pun tidak mengerti apa yang dimaksud mertuanya yang pernah menjadi kepala Departemen Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (1962–1965) tersebut. Hingga akhirnya dia pun kerap berdiskusi dengan Daoed.

’’Dari diskusi itu, saya menyimpulkan jika sosialisasi NKK/BKK ini belum dalam. Sehingga yang dipahami hanya itu saja,’’ jelasnya.

Banyak kalangan menilai Daoed Joesoef saat menjadi menteri telah mengebiri kebebasan mahasiswa dengan kebijakan NKK/BKK.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News