Dari Belgia ke Mana
Oleh: Dahlan Iskan
Untuk membuat harga daging di bawah Rp 100.000/kg harga pedet (sapi remaja) harus Rp 4 juta. Maksimal.
Namun, dengan harga pedet seperti sekarang –sekitar Rp 6 juta– tidak mungkin harga daging bisa di bawah Rp 120.000/kg.
Pedet itu masih harus dibesarkan menjadi sapi. Perlu waktu dua tahun. Perlu membeli makanan selama dua tahun.
Dengan harga pakan semahal sekarang, Anda bisa hitung sendiri biaya makannya selama dua tahun.
Persoalan membesarkan pedet adalah persoalan harga pakan. Tidak terlalu rumit.
Namun, membuat pedet, adalah persoalan yang lebih rumit. Dengan menstrukturkan masalah menjadi dua persoalan itu setidaknya memudahkan mencari jalan keluar.
Membeli peternakan di luar negeri haruslah dimaksudkan hanya untuk mengatasi persoalan kedua: agar bisa memproduksi pedet dengan biaya lebih murah.
Pedet hasil peternakan di luar negeri itu bisa kita impor besar-besaran. Toh dari peternakan kita sendiri.
Pedet impor itu dibesarkan di dalam negeri. Selama dua tahun. Potong di sini.
Menteri pertanian sejago apa pun tidak akan sukses kalau tidak bisa mencari jalan keluar dua persoalan dasar itu.
- Indonesia Re Gelar Kompetisi Futsal Antar-BUMN, Total Hadiah Puluhan Juta Rupiah
- Untung Siksa
- Anak Usaha SIG Raih BUMN Entrepreneurial Marketing Awards 2024
- Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Blusukan Lagi ke NTT
- Jakarta Marketing Week 2024: Direktur BRI-MI Terima Penghargaan DEWI BUMN 2024
- Perhutani Raih 2 Penghargaan di Ajang BUMN Entrepreneurial Marketing Award 2024