Dari rahim siapa Angkatan Laut Indonesia lahir?
Lalu Zeevaartschool di Surabaya untuk mendidik calon mualim pelayaran besar dan mualim pelayaran interinsulair dan calon masinis.
Kemudian K.P.M. Zeevaartschool di Jakarta untuk mendidik calon mualim pelayaran besar dan calon masinis.
Tetapi, anak negeri jajahan hanya sebagai matros saja, atau pelayan dan koki. Tak akan diberi kesempatan memegang jabatan pimpinan.
Kemudian hari, karena kebutuhan, barulah di antara anak negeri jajahan yang dianggap dapat dipercaya diberi pangkat onder officer.
Pun demikian, di kapal pelayaran niaga sejumlah anak negeri jajahan ada yang beroleh jabatan perwira.
Meski jumlahnya hanya hitungan jari. “Di antara orang2 tadi dapat kita sebutkan di sini, beberapa nama jang dalam masa revolusi memegang djabatan penting dalam kalangan Angkatan Laut atau Djawatan Pelajaran. Jaitu; Pak Maridjo, Pak Pardi, Pak Adam, Pak Nazir, Pak Pirngadi dan lain2nja,” tulis arsip tersebut.
Pak Pardi dan Pak Nazir yang disebut arsip tersebut, di kemudia hari, setelah Indonesia merdeka pernah menjabat Kepala Staf TNI AL.
Pada 1940, ketika Perang Dunia II sedang menghebat, Pemerintah Kolonial Hindia Belanda melakukan mobilisasi besar-besaran dalam kalangan Zeemilitie untuk menjadi calon-calon perwira di tubuh K.M.
Benarkah Angkatan Laut Republik Indonesia warisan kolonialisme Belanda dan fasisme Jepang?
- Bersama KSOP dan TNI AL, Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan Kepabeanan di 2 Daerah Ini
- Satgasmar Pengamanan Ambalat TNI AL Berikan Layanan Kesehatan Gratis Kepada Masyarakat Sebatik
- Hadiri Bedah Buku Karya Kasal Muhammad Ali, Bamsoet Tegaskan Dukung Peningkatan Alutsista
- TNI AL Temukan Korban Tenggelam di Laut Setelah 3 Hari Pencarian
- TNI AL Gagalkan Penyelundupan Minyak Kemiri Ilegal ke Malaysia
- KSAL: Prajurit Jalasena Harus Memberikan Pengabdian Terbaik Kepada NKRI