Dari Tanah Pondok Pesantren Jungkat Kalbar Keluar Semburan Lumpur Panas

Dari Tanah Pondok Pesantren Jungkat Kalbar Keluar Semburan Lumpur Panas
Semburan lumpur panas di Pondok Pesantren Nurul Alamiyyah di Wajok Hilir, Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah (ANTARA/Jessica Helena Wuysang)

jpnn.com, PONTIANAK - Pengelola Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Alamiyyah di Kecamatan Jungkat, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat, kaget bukan kepalang ketika melakukan pengeboran tanah untuk mendapatkan sumber air bersih.

Semburan lumpur panas muncul dari dalam tanah sedalam 40 meter.

"Semburan lumpur panas terjadi setelah pengeboran disusul terjadinya ledakan yang menghantam bangunan laboratorium," kata Pimpinan Pondok Pesantren Nurul Alamiyyah KH Husnan Bin Nur Alam saat ditemui di Wajok Hilir, Jungkat, Selasa.

Kiai Husnan mengatakan dari dalam tanah tersebut, selain menyemburkan lumpur panas, air, juga tercium bau menyengat yang diduga merupakan bau gas.

Dia mengatakan peristiwa serupa pernah terjadi beberapa tahun lalu di lingkungan pesantren tersebut.

Akibatnya dia kini mengaku jera untuk melakukan pengeboran sumur untuk mendapatkan air bersih.

“Sebelumnya pada 2003 itu di depan pagar pondok jaraknya satu meter pernah meledak selama 24 jam banyak air yang keluar dan airnya dijadikan obat oleh orang sekitar. Kemudian tahun 2006, Bupati Mempawah Agus Salim (periode 2004-2009) menganggarkan untuk membuat sumur bor dan pukul 10 malam meledak ketika pengeboran sudah mencapai 40 meter dan semua mesin hancur,” kata dia.

Kiai Husnan mengatakan bahwa yang ketiga kalinya ini dilakukan karena adanya keinginan dari dirinya agar pondok pesantren memiliki air bersih serta adanya keyakinan dari perusahaan pengeboran bahwa sumur bor dapat digunakan.

Selain menyemburkan lumpur panas, air, dari tanah Pondok Pesantren Jungkat Kalbar juga tercium bau menyengat yang diduga merupakan bau gas.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News