Debat Keempat Capres: Prabowo Agresif, Jokowi Tidak Percaya Diri

Debat Keempat Capres: Prabowo Agresif, Jokowi Tidak Percaya Diri
Rahmat, SH, Caleg DPR Partai Berkarya Dapil Sumsel II. Foto: Istimewa for JPNN.com

"Jokowi tampak berupaya meyakinkan pemirsa dengan cara mengulas secara up to date teknis detail sesuatu terminologi pelayanan yang pantasnya diuraikan oleh level Dirjen. Namun pelaksanaannya belum diakui rakyat telah berhasil efektif. Sementara Prabowo tidak bersedia turun level karena ini debat Capres bukan debat calon dirjen. Prabowo bahkan sukses membuat Jokowi ragu dan malu akibat terlampau lugu menerima begitu saja laporan versi ABS dari anak buahnya," papar Caleg DPR RI itu panjang lebar.

Rahmat juga menilai, ucapan Jokowi soal janji-janji manis dan bagi-bagi kartu seharusnya dilakukan level dirjen. "Jokowi sangat sibuk berkutat pada masalah mikro karena memang minim pengetahuan apalagi pengalaman. Sementara Prabowo terbiasa paham masalah makro karena memang sejak muda belia telah dibekali nyali kepemimpinan dan pengalaman tempur maupun diplomasi kenegaraan mewakili ABRI/Hankam/TNI yang hingga kini masih relevan," imbuh pengurus Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) itu.

Rahmat melihat kelalaian Erick Thohir yang mengira Prabowo tidak up to date dengan kemajuan di bidang 4 tema debat tersebut. Menurutnya, TKN melupakan fakta bahwa Prabowo masih ramai didukung pensiunan TNI dan keluarga besar purnawirawan TNI yang terlihat jelas dari semakin membeludaknya dukungan di lapangan.

"Erick Thohir juga lalai mengantisipasi berbagai kasus di KPK yang mampu menggoyahkan konsentrasi Jokowi dalam persiapan debatnya. Jokowi masih muda. Pengalaman, dan ketenangannya kurang bahkan jika dibandingkan langsung dengan Ma'ruf Amin yang terlihat lebih tenang sesuai usianya. Di sini pujian layak diberikan pada timses BPN Prabowo-Sandi yang telah memikirkan antisipasi banyak hal," tandasnya.

Sementara itu, Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin Hasto Kristiyanto menilai, gagasan Jokowi tentang Dilan (Digital Melayani) menjadi bagian dari penyempurnaan birokrasi melalui sistem yang baik. Menurutnya, Jokowi menjadi pemimpin yang memelopori diterapkannya digitalisasi yang salah satunya lewat e-Government.

BACA JUGA: Beri Nilai 10 Untuk Prabowo, 0 Bagi Jokowi

Dengan sistem itu, maka proses pelaksanaan pemerintahan semakin transparan. Hasto mengatakan, sistem itulah sebagai komitmen agar berjalannya pemerintahan jadi transparan.

"Sebab memberantas korupsi tidak bisa dilakukan dengan retorika. Pak Prabowo mengulang-ulang (di debat, red) soal permasalahan korupsi. Tapi rakyat tidak lupa bagaimana Pak Prabowo dengan kewenangannya tidak mampu menertibkan korupsi sehingga Gerindra tercatat sebagai partai dengan caleg yang punya masalah korupsi cukup banyak," beber Hasto.

Menurut Rahmat, Prabowo Subianto tampil lebih agresif di debat keempat capres, Jokowi tidak percaya diri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News