Defisit APBN Bengkak Rp 16 T

Defisit APBN Bengkak Rp 16 T
Defisit APBN Bengkak Rp 16 T
Pemerintah bakal mengubah sejumlah asumsi makro ekonomi 2011. Pertumbuhan ekonomi direvisi naik menjadi 6,5 persen, dari perkiraan semula 6,4 persen. Antara lain, rata-rata nilai tukar sepanjang 2011 diperkirakan sekitar Rp 8.800-9.000 per USD, lebih kuat dibandingkan asumsi Rp 9.250 per USD di APBN.

Inflasi diperkirakan lebih tinggi dari perkiraan semula yang 5,3 persen menjadi 6,0 persen. Untuk SBI 3 bulan, tidak lagi menjadi dasar penentuan tingkat bunga obligasi negara karena Bank Indonesia tidak lagi melelang instrumen moneter tersebut secara reguler. Sebagai pengganti, pemerintah menggunakan suku bunga surat perbendaharaan negara (SPN) 3 bulan sebagai patokan, yang diperkirakan sepanjang 2011 berkisar 5,5 – 6,5 persen.

Kemudian untuk harga minyak mentah Indonesia (ICP) diperkirakan akan berada di kisaran USD 90-100 per barel, atau lebih tinggi dari asumsi APBN USD 80 per barel. Produksi siap jual (lifting) minyak diperkirakan hanya mencapai kisaran 945.000-970.000 bph.

Dalam APBN, lifting ditargetkan 970.000 bph. Lifting minyak masih terhambat masalah klasik seperti belum optimalnya sumur-sumur baru, terbatasnya investasi di sektor migas, keterbatasan peralatan dan teknologi, cuaca buruk dan perubahan iklim, serta dampak penerapan asas cabotage. (sof/kim)

JAKARTA – Pemerintah memperkirakan defisit APBN tahun ini bakal bertambah Rp 16 triliun. Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan, pembengkakan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News