Delapan Miliar

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Delapan Miliar
Dhimam Abror Djuraid. Foto: Ricardo/JPNN.com

Jumlah orang tua menjadi lebih besar ketimbang angkatan kerja yang produktif. Akibatnya produktivitas nasional menurun karena satu angkatan kerja produktif harus menanggung sedikitnya dua orang pensiunan yang sudah tidak produktif. 

Itulah yang menyebabkan Jepang sekarang menjadi salah satu negara dengan defisit anggaran yang besar.

Anak-anak muda Jepang enggan menikah dalam usia dini. Kalau kemudian menikah mereka memutuskan menjadi DINK. 

Biaya hidup yang mahal menjadi salah satu alasan. Ancaman resesi ekonomi mungkin bisa diatasi dengan relatif mudah oleh pemerintah Jepang. Akan tetapi ancaman resesi seks ini bisa membuat pemerintah pusing tujuh keliling.

Hal yang sama sudah menjadi fenomena lama di Eropa dan Amerika. Negara lain di Asia yang sekarang dilanda resesi seks adalah Singapura dan Korea. 

Sama dengan Jepang, dua negara itu pertumbuhan ekonominya paling stabil di Asia. Akan tetapi, biaya hidup makin mahal dan karenanya anak-anak muda enggan menikah dan tidak mau punya anak.

China dulu terkenal dengan kampanye satu keluarga satu anak, karena jumlah penduduknya yang meledak sampai 1,4 miliar jiwa. 

Negara otoriter seperti China sangat mudah menjalankan program keluarga berencana semacam itu karena kontrol pemerintah yang mutlak dan ketat. 

Pekan ini dunia mencatat sejarah penting. Bersamaan dengan pelaksanaan KTT G20 di Bali, jumlah penduduk dunia resmi menembus angka 8 miliar.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News