Delegasi DPR Tuntaskan Muhiba Ke Cape Town

Delegasi DPR Tuntaskan Muhiba Ke Cape Town
Fahri Hamzah. Foto: Humas DPR for JPNN.com

Mereka adalah Syeh Yusuf Al-Makassari asal Makassar, Syeh Ismail Dea Malela asal Sumbawa (NTB) dan Tuan Guru asal Tidore.

Pada masa kolonialisme Belanda, mereka diasingkan dari nusantara ke Simons Town dan Cape Town, Afrika Selatan kemudian menjadi tokoh bahkan dianugerahi gelar pahlawan di tanah baru yang mereka huni dan menjadi akar terbentuknya komunitas Muslim hingga hari ini.

Selama di Afrika Selatan, delegasi DPR RI sempat melakukan pertemuan dengan Komite Kesejahteraan dan Pembangunan Sosial Parlemen Afrika Selatan di Cape Town, Rabu (16/5/2018). Pertemuan itu sendiri membicarakan penguatan hubungan diplomatik kedua negara

Sesebelumnya, delegasi DPR RI mengunjungi Heritage Museum di Simons Town, yang dikelola oleh sebuah keluarga Muslim keturunan India,.

"Museum ini menjaga memori masa-masa kelam Apartheid dan berkembangnya agama Islam di Afrika Selatan dan menjadi hidayah penerang Afrika Selatan hingga kini," sebut Fahri Hamzah.

Delegasi DPR RI yang dipimpin politisi dari PKS itu juga melakukan napak tilas ke makam Ismail Dea Malela, anak dari Dea Kuasa, syaikh dari Sumbawa asal Bugis, yang dipenjara oleh Kolonial Belanda di Simons Town, Afrika Selatan, kemudian menyebarluaskan agama Islam dan menjadi ulama di negeri ini.

Delegasi parlemen Indonesia terdiri dari Wilgo Zainar (F-Gerindra), Jazilul Fawaid (F-PKB), Muslim Ayub (F-PAN), Zainut Tauhid (F-PPP), Tamsil Linrung (F-PKS), Syafruddin Suding (F-Hanura), Akbar Faizal (F-Nasdem), serta diikuti oleh tenaga ahli, Setjen DPR dan Media. (adv/jpnn)


Muhibah ini bermakna diplomasi antarparlemen dan juga memperkuat hubungan historis nusantara dengan Afrika Selatan


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News