Demi Hoegeng, Toko Bunga pun Ditutup

Demi Hoegeng, Toko Bunga pun Ditutup
Meriyati Roeslani saat menghadiri peluncuran buku biografi suaminya, mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso di Jakarta, Minggu (18/11). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA- Usia tak menghalangi langkah lunglai Meriyati Roeslani (89) untuk hadir dalam peluncuran buku suaminya, mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso di sebuah mall terkenal di kawasan Jakarta Selatan, Minggu, (17/11). Perempuan yang telah menemani Hoegeng selama hampir 60 tahun berkarya itu tersenyum saat datang dan melihat sejumlah orang menyambutnya penuh kasih. Dibantu alat untuk berjalan Meriyati yang akrab disapa Meri langsung menebar senyum pada siapapun yang menyapanya.

Meri patut berbangga hati, hingga hari ini sosok suaminya masih mengundang kekaguman dari banyak pihak. Hoegeng yang sederhana, jujur, berani dan pekerja keras adalah tipe pejabat yang selalu dijadikan contoh inspirasi.

Putri dari seorang dokter Soekmano dan wanita keturunan Belanda Jeanne Reyneke van Stuwe ini nampaknya mewarisi perilaku sederhana yang diilhami dari sang suami.

Menjadi istri pejabat tidak membuat Meri menjadi sombong dan bermewah diri. Justru sebaliknya. Ia terbiasa hidup sederhana karena Hoegeng yang sudah beberapa kali menjadi pejabat selalu menolak fasilitas yang negara berikan untuknya. Hoegeng menolak pengggunaan mobil dinas. Ini tentu saja berbeda dengan pejabat masa kini yang justru memanfaatkan mobil dinas untuk kebutuhan pribadi.

Perempuan yang masih menyisakan paras manis di wajahnya ini menyimpan cukup banyak kenangan indahnya bersama Hoegeng yang dicintainya. Saat diminta untuk menceritakan hal itu, Meri tersenyum.

"Saya masih ingat semua enggak ya, ada beberapa yang masih cukup ingat sebenarnya," kata Meri setengah tertawa karena diminta menceritakan kisah suaminya.

Saat yang paling dikenang Meri adalah ketika ia harus menutup toko bung yang ia rintis untuk menambah keuangan keluarga. Pasalnya, saat itu, Hoegeng belum diberi jabatan apapun, sehingga belum ada penghasilan. Meri akhirnya berinisiatif berjualan bunga di Pasar Cikini. Karena usaha yang laris, ia akhirnya membuka sendiri sebuah toko. Saat Hoegeng akhirnya mendapat jabatan sebagai Kepala Jawatan Imigrasi, Meri pun diminta menutup toko bunganya.

"Saya tahu maksudnya jadi saya enggak tanya. Saya sudah 60 tahun bersamanya, saya mengerti pikirannya. Kalau saya terus buka toko bunga itu, relasi mas pasti akan beli banyak bunga di situ. Itu dianggap tidak baik, jadi akhirnya ditutup," tutur Meri terbata-bata. Usia yang sudah sangat tua membuatnya sulit untuk menceritakan lebih lancar kisah Hoegeng. Meri menerima dengan lapang dada permintaan suaminya.

JAKARTA- Usia tak menghalangi langkah lunglai Meriyati Roeslani (89) untuk hadir dalam peluncuran buku suaminya, mantan Kapolri Hoegeng Iman Santoso

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News