Demokrat Ibarat Kapal yang Sebentar Lagi Karam

Demokrat Ibarat Kapal yang Sebentar Lagi Karam
Boni Hargens. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menilai sebagian masyarakat sudah tahu masa lalu Partai Demokrat ketika Ketua Umumnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memimpin Indonesia periode 2004-2009 dan 2009-2014.

Karena itu, tanpa adanya berita dari Asia Sentinel yang menurunkan hasil investigasi terkait dugaan konspirasi di era SBY terkait patgulipat Bank Century menjadi Bank Mutiara, pasangan capres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah menanggung beban masa lalu PD.

"Sejak didukung Demokrat, Prabowo sudah harus memikul beban dan menanggung penghakiman publik terhadap sepuluh tahun rezim SBY," ujar Boni kepada JPNN, Rabu (12/9).

Menurut Boni, beban itu diperkirakan bakal menggerus elektabilitas pasangan yang diusung Partai Gerindra, PAN, PKS dan PD tersebut.

Karena itu, Prabowo-Sandi perlu bekerja keras jika ingin menyaingi pasangan petahana Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.

"Namun dalam hal ini saya kira yang paling terkena imbasnya Partai Demokrat. Kemungkinan perolehan kursi partai ini di Pemilu 2019 bakal merosot tajam," ucapnya.

Direktur Lembaga Pemilih Indonesia ini lebih lanjut memperkirakan, terpuruknya PD di Pemilu 2019 juga disebabkan banyaknya kader dan basis massa dari partai berlambang mercy ini yang justru mendukung Jokowi.

"Relawan Jokowi (Rejo) yang cukup heboh itu berisikan para bekas pimpinan dan kader Demokrat. Artinya, PD saat ini hanya gerbong kosong, ibarat kapal yang sebentar lagi karam," pungkas Boni. (gir/jpnn)


Sejak didukung Demokrat, Prabowo sudah harus memikul beban dan menanggung penghakiman publik terhadap sepuluh tahun rezim SBY.


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News