Demokrat Mantapkan SBY Calon Tunggal

JAKARTA – Puncak Peringatan HUT ke-7 Partai Demokrat yang dihelat di Arena Pekan Raya Jakarta (PRJ) Minggu malam (19/10) menjadi malam pengukuhan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai calon presiden satu-satunya dari Partai Demokrat. Sekaligus sebagai malam pemujaan bagi kinerja pemerintahan SBY dan Jusuf Kalla dalam empat tahun terakhir.

Dalam pernyataan politik yang dibacakan oleh Angelina Sondakh secara tegas Partai Demokrat berketetapan mencalonkan kembali SBY dalam pemilihan presiden 2009. SBY dianggap partai demokrat sebagai tokoh terbaik yang ada saat ini.

Kepemimpinan SBY dinilai mendatangkan atmosfir baru yang menjanjikan masa depan bangsa menjadi lebih baik. ''Perubahan terbaik adalah yang disertai dengan kesinambungan atau change with contiunity,'' kata Angelina Sondakh.

Ada 11 pernyataan politik yang dibacakan. PD memberikan apresiasi dan dukungan atas kerja keras pemerintah yang menunjukkan capaian dan keberhasilan di berbagai bidang. Terutama bidang politik, keamanan dan ketertiban umum, penegakan hukum, stabilitas ekonomi nasional, demokratisasi, dan hubungan internasional.

PD juga menilai ada kemajuan ekonomi yang berarti selama pemerintahan SBY. Yakni dalam pertumbuhan ekonomi diatas 6 persen, pelunasan utang IMF, terkontrolnya inflasi, stabilitas nilai rupiah, peningkatan cadangan devisa, penurunan pengangguran, dan penurunan tingkat kemiskinan.

Kesigapan SBY dalam menghadapi krisis keuangan global juga mendapat pujian dari partai demokrat. Terutama keluarnya tiga Perppu strategis untuk menyelamatkan perbankan dan sektor riil.

Angelina Sondakh juga menyampaikan pemerintah telah berhasil mencapai swasembada beras pada tahun ini. Selain itu kebijakan pemerintah memenuhi anggaran pendidikan 20 persen APBN sesuai amanat konstitusi juga mendapatkan pujian. ’’Soal penegakana hukum utamanya pemberantasan korupsi juga sudah terbukti,’’ kata puteri Indonesia 2001 itu.

Menghadapi pemilu 2009, partai demokrat meminta semua pihak tetap menjaga suasana politik yang kondusif, kompetisi yang sehat, dengan cara-cara yang bersih, tidak saling menjegal,menyakiti, dan fitnah. ’’Menonjolkan  kelebihan masing-masing lebih mendidik,’’ kata anggota komisi X DPR RI itu.