Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu

Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu
Suasana prosesi pemakaman Bripda Taufan Tsunami, korban bom bunuh diri Kampung Melayu, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur (25/5/2017). FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWAPOS/JPNN.com

"Dia menyuruh saya jangan tidur dulu. Soalnya jam satu kakak pulang. Kakak minta saya untuk dimasakain indomie. Alasannya lagi pengin saja makan mi," ujar perempuan berusia 21 tahun di kediamannya kemarin (25/5).

Permintaan tersebut tak bisa ditolaknya. Dia menjanjikan akan membuat mi itu ketika sang kakak sudah pulang ke rumah. Sehingga makanan tersebut bisa langsung disantapnya.

Video call tersebut berlangsung sekitar sepuluh menit. Selain membicarakan makanan, dirinya menanyakan keberadaan sang kakak. Taufan menjawab kalau sedang ada di kantor.

Taufan tidak memberitahukan kepadanya kalau akan bertugas mengawal pawai obor. Namun kali ini dirinya marasa ragu atas jawaban Taufan.

Pasalnya di layar handphone kondisi di lokasi sangat gelap. Selain itu suara bising kenalpot kendaraan bermotor terdengar jelas di telinga.

Dirinya pun mempertegas pertanyaan tersebut. Namun sang kakak tetap kekeh dengan jawabannya. "Emangnya di kantor nggak boleh berisik ya. Haha," ucapnya menirukan omongan Taufan.

Taufan sangat berharga dalam kehidupannya itu. Sang kakak selalu diandalkan di keluarga. Taufan sangat suka bereksperimen membuat makanan. Khususnya memasak bebek goreng.

Biasanya Taufan memasak ketika libur. Hasil masakannya tersebut tidak lagi diragukan. Dijamin enak.

Denanda Putri Pamungkas nyaris tak percaya saat membaca pesan WhatsApp pada Rabu (24/5) malam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News