Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu

Denanda Histeris, Nyaris tak Percaya Kakak Tersayang Korban Bom Kampung Melayu
Suasana prosesi pemakaman Bripda Taufan Tsunami, korban bom bunuh diri Kampung Melayu, di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pondok Rangon, Jakarta Timur (25/5/2017). FOTO: SALMAN TOYIBI/JAWAPOS/JPNN.com

Selain itu Taufan sangat hobi bernyanyi. Setiap kali ada acara sang kakak selalu tampil. Suara yang merdu membuat para penontonnya merasa terhibut.

Ditambah lagi dengan suara angklung yang dimainkan oleh sang kakak membuat pertunjukan tersebut menjadi sempurna.

"Dia hobi nyanyi sejak SMA. Dia juga masuk ke dalam tim paduan suara sekolah. Yaitu SMA 11 Bekasi. Cukup banyak prestasi yang di dapat bersama tim paduan suaranya," paparnya.

Sebelum Taufan meninggal dunia. Sang kakak tiba - tiba menanyakan kapan dirinya lulus kuliah. Saat ini dirinya menjalani studi kebidanan semester akhir. Taufan sudah tidak sabar melihat dirinya di wisuda.

Taufan berjanji akan memberikan bunga sebanyak mungkin, melebihi pemberian dari teman - temannya tersebut. Taufan meminta agar diri bisa lulus tepat waktu. Dengan alasanya takut tidak bisa hadir.

"Suruh cepat lulus. Dia takut nggak bisa hadir ketika saya wisuda. Saya tidak tahu maksud omongan itu. Ternyata itu kalinya maksudnya," paparnya dengan tetesan air mata membasahi pipi.

Suasana pemakaman Bripda Taufan Tsunami di TPU Pondok Ranggon sangat khusuk dan haru. Penghormatan terakhir tersebut dipimpin langsung oleh Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suntana. Isak tangis menyelimuti saat jasad Bripda Taufan masuk ke liang kubur.

Suntana mengucapkan bangga atas sikap yang dilakukan prajuritnya tersebut. Dia menaikan pangkat Taufan menjadi Briptu.

Denanda Putri Pamungkas nyaris tak percaya saat membaca pesan WhatsApp pada Rabu (24/5) malam.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News