Denda Pesawat Delay Masih Dinego

Denda Pesawat Delay Masih Dinego
Denda Pesawat Delay Masih Dinego
Untuk kompensasi, pada prinsipnya Kemenhub ingin membuat besaran denda yang diputuskan tersebut tidak memberatkan. Dengan begitu, jumlah kompensasi yang di terapkan nanti merupakan solusi yang adil (win-win solution),"Bagaimanapun juga asuransi delayed bukan lagi pilihan tetapi suatu keharusan dan kewajiban. Penerapan peraturan ini merupakan respons terhadap keinginan masyarakat," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Niaga Merpati Airlines, Tony Aulia mengaku sudah memiliki beberapa persiapan terkait akan dilangsungkannya simulasi asuransi delayed ini. "Sampai sekarang kami masih mempelajari ketentuan tersebut. Meski begitu kami sudah menyiapkan beberapa solusi agar tidak terkena denda," ungkapnya.

Kesiapan itu antara lain menjaga kesiapan pesawat, menjaga kesiapan pihak ketiga seperti catering, pengisian bahan bakar serta handling aircraft.Terkait dengan asuransi delayed, Tony menyarankan agar sosialisasi yang dilakukan pemerintah tidak hanya dilakukan terhadap operator saja tetapi juga kepada masyarakat. "Masyarakat juga perlu tahu dan harus konsisten dengan aturan penerbangan. Jangan sampai nanti delayed juga diakibatkan oleh pengguna jasa," terangnya.

Pihaknya juga mengaku sudah siap dengan adanya simulasi aturan tersebut. Optimisme itu cukup beralasan karena Merpati memiliki pesawat yang tidak terlampau banyak sehingga mudah pemantauannya. "Kami yakin karena frekuensi penerbangan tidak sebanyak maskapai lain. Jadi persiapannya tidak terlalu rumit," cetusnya.

JAKARTA - Pemerintah masih membuka dialog dengan maskapai terkait dengan penerapan denda Rp 300 ribu jika terjadi keterlambatan penerbangan (delay)

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News