Dengan Bersembunyi Syiah Dapat Bertahan

Dengan Bersembunyi Syiah Dapat Bertahan
Jalaluddin Rahmat. Foto: antaranews.com

Tidak banyak orang tahu tentang Syiah di Indonesia, kenapa?

Karena orang Syiah melebur ikut dengan Ahlul Sunnah, mereka sengaja memelihara persatuan dan tidak menampakan kesyiahan. Bahkan sampai sekarang nggak ada masjid Syiah kecuali yang di Sampang itu, itu kan dibakar. Kita di IJABI juga melarang mereka untuk mendirikan masjid. Dan itu membuat orang Syiah lebih sulit diserang dibanding dengan Ahmadiyah yang punya mesjid sendiri.

Seperti apa contoh peleburan Syiah di antara masyarakat?

Banyak orang Syiah yang menjadi khatib di masjid-masjid Ahlul Sunnah. Saya sendiri jadi khatib tetap di Masjid Paramadina dan Masjid Al Munnawarah, itu masjid Ahlul Sunnah.  Syiah di Indonesia sebenarnya nggak jelas, orang-orangnya siapa juga nggak jelas karena berada bersama Ahlul Sunnah. Kecuali mungkin orang  seperti saya yang sudah menampakkan diri, sudah pasang badan, ada organisasinya. Tapi Syiah secara keseluruhan tidak, dan kebanyakan orang Syiah berada di luar organisasi (IJABI), bahkan ada yang kita titipkan di berbagai tempat. Sekarang ada orang Syiah yang jadi ketua ormas, ada yang jadi anggota legislatif, dan di partai politik. Ada orang Syiah jadi aparat negara sehingga dalam urusan kemarin ini di Sampang, saya berhubungan dengan aparat-aparat yang saya ketahui kalau mereka Syiah. Dan hanya orang Syiah yang tahu siapa Syiah itu.

Lalu kenapa harus bersembunyi? Apakah ada ketakutan?

TUMBUH di lingkungan keluarga Nahdiyyin, tak ada yang menyangka bahwa pakar komunikasi dari Universitas Padjajaran Bandung, Jalaluddin Rahmat akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News