Densus 88 Temukan 50 Kg Bom

Teroris Palembang Jaringan Buron Singapura

Densus 88 Temukan 50 Kg Bom
Tim Densus 88 bersama Gegana Polda Sumsel mengamankan benda yang diduga bahan bom, di lokasi penangkapan teroris di Palembang. Foro: Sumeks.
PALEMBANG – Sejumlah orang yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (1/7), ternyata betul-betul terlibat jaringan terorisme. Bahkan, ada yang termasuk jaringan buron teroris nomor wahid Singapura, Mas Selamat Kastari.

Mabes Polri kembali menerjunkan pasukan khusus dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Di-back up Satbrimob Polda Sumsel, mereka mendatangi lokasi penangkapan di Jl Papera RT 34 No 2110 Kel Sei Pangeran, Palembang.

Kapolda Sumsel Irjen Pol Drs Ito Sumardi mengatakan, penangkapan dua orang yang diduga teroris itu merupakan operasi besar yang dilakukan Mabes Polri. ”Penangkapan itu menunjukkan jaringan teroris berskala besar mulai menyelinap masuk ke Sumsel,” ujarnya.

Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu menambahkan, operasi gabungan Mabes Polri itu merupakan operasi besar yang telah direncanakan. ”Biasanya operasi seperti itu pasti terarah, rahasia, dan tertutup. Dengan demikian, penangkapan seperti itu akan cepat terungkap. Dan, diperioritaskan mereka (teroris, Red) yang memiliki jaringan berskala besar,” ujar Ito.

   Seperti diberitakan, Tim Densus 88 Antiteror menangkap dua orang yang diduga terkait dengan kelompok teroris, berinisial Wah dan Fa. Selasa (1/7) sekitar pukul 15.30 WIB. Penangkapan dilakukan dalam sebuah penggrebekan di sebuah rumah di Jalan Papera RT 34 No 2110 Kelurahan Sei Pangeran, Palembang.

    Sebelum tertangkap, salah seorang tersangka berusaha melarikan diri dengan meloncat pagar belakang toko yang sekaligus rumahnya. Sementara satu orang lainnya, ditangkap di dalam rumah yang selama ini dibiarkan kosong karena pemiliknya, Bustam Alamsyah sudah meninggal dunia. Sebelum ditempati dua orang yang kini ditahan tersebut, rumah tersebut dibiarkan kosong oleh ahli waris  Bustam Alamsyah.

    Menariknya, penggerebekan teroris itu hanya berlangsung dua jam sebelum Presiden mendarat di Palembang pada pukul 17.00 WIB untuk membuka Konggres XX PGRI 

    Lebih lanjut Kapolda Sumsel mengatakan, pihaknya tidak dilibatkan dalam operasi besar tersebut. Polda Sumsel hanya mem-back up bila terjadi hal-hal yang tak diinginkan dan lebih membahayakan masyarakat umum. ”Yang menangani bukan Polda Sumsel, tapi tim gabungan Mabes Polri. Namun, kita tetap proaktif untuk terus mengembangkan kasus tersebut,” bebernya.

PALEMBANG – Sejumlah orang yang ditangkap di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (1/7), ternyata betul-betul terlibat jaringan terorisme.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News