Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci

Depati Parbo dan Hikayat Perang Kerinci
Patung Depati Parbo di pusat kota Sungai Penuh, Kerinci, Jambi. Foto: Wenri Wanhar/JPNN.com

Menurut sejarawan Iskandar Zakaria, Fatimah adalah adik istri Depati Parbo.

Dirawikan pula, dalam Pertempuran Lolo, Depati Parbo berjibaku dengan keris di kiri, pedang di kanan. Banyak sudah pasukan Belanda yang mati di tangannya.

Belanda terus mendatangkan pasukan dari dusun-dusun lain. Pasukan Depati Parbo pun menyingkir, dan kembali membangun kekuatan baru untuk perang gerilya.

Ini membuat Belanda gusar. Bagi Belanda, sebelum Depati Parbo ditangkap, Perang Kerinci belum selesai.

Berunding

Seperti di banyak tempat di Indonesia, Belanda mengundang lawannya berunding. Cara curang untuk menangkap mangsa. Begitu pula jurus yang dimainkannya menghadapi Depati Parbo.

Tapi, tak berhasil. Depati Parbo tak menggubris undangan Belanda.

Eh, Belanda malah menangkapi keluarga Depati Parbo. Kali ini undangan disertai ancaman. Jika tak mau berunding, seluruh keluarganya akan dibunuh. Depati Parbo pun turun ke dusun.

Ratusan opsir Belanda disambut 30 hulubalang Kerinci pimpinan Depati Parbo di Renah Manjuto, Kerinci bagian Selatan. Kecamuk.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News