Depkes-BPOM Deteksi Makanan Basi

Depkes-BPOM Deteksi Makanan Basi
Depkes-BPOM Deteksi Makanan Basi
Hasil uji laboratorium tadi, menurut dia, bakal segera dilaporkan ke instansi terkait. Jika terbukti positif ada bakteri berbahaya, maka makanan tersebut perlu segera diamankan dengan menindaklanjuti asal dibuatnya makanan tersebut. "Kalau makanan siap saji, kita bakal cek lagi lokasi pembuatannya agar dipastikan upaya preventifnya," tuturnya.

Tim uji klinis tersebut bekerja selama 12 hari di lokasi penampungan. Setiap hari terdapat sembilan orang atau tiga tim yang menguji secara acak makanan, minuman, dan air lingkungan. Selain mengumpulkan data klinis lingkungan, juga mengumpulkan data penunjang lainnya. Untuk itu dilakukan pemotretan lokasi pengambilan sampel.

   

Sementara itu,  Koordinator Posko Utama UMJ Rahmat Salam mengatakan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) juga menguji kelayakan dan kesehatan makanan di empat dapur umum di posko pendukung. Hasilnya, BPOM menyatakan makanan layak dikonsumsi dan tidak mengandung penyakit. Rentang waktu tahannya makanan juga cukup lama. "Jadi, pengungsi jangan khawatir," kata Rahmat.

Selain itu, lanjut Rahmat, untuk menghindarkan penyebaran penyakit akibat banyaknya bangkai hewan, di sekitar lokasi bencana juga dilakukan pengasapan (fogging). Ini dilakukan untuk mensterilkan lokasi dari hama penyakit.

Sayangnya, fogging pagi kemarin disambut hujan pada sore harinya. "Kami berharap upaya fogging tidak sia-sia karena sorenya malah hujan," harap Rahmat. Fogging dilakukan oleh 300 personel dari Dinas Kesehatan dan dokter kepolisian.

TANGERANG- Keluhan pengungsi tragedi Situ Gintung lantaran diberi makanan basi langsung ditindaklanjuti pemerintah pusat. Tiga tim uji klinis Balai

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News