Desa Sigarang-Garang Tak Lagi Garang

Desa Sigarang-Garang Tak Lagi Garang
Kondisi Desa Sigarang-garang, Kabupaten Karo, Sumut. Foto: Andri Ginting/ Sumut Pos/JPNN.com

jpnn.com - WAJAH Boru Karo (52), terus-terusan terlihat gusar manakala dirinya dalam perjalanan kembali ke rumahnya di Desa Sigarang-garang, Kabupaten Karo.

Matanya terus-terusan menerawang jauh ke arah rumahnya yang berdekatan dengan Gunung Sinabung sambil sesekali memperhatikan laju kendaraan umum yang dikendarai sopir kenalannya.

Wanita paroh baya ini mendadak ingin melihat sejenak kondisi rumahnya sehubungan masih ada sejumlah barang berharga yang tertinggal di sana.

Ia tidak ingin barang-barang miliknya dan keluarganya tersebut bakalan tersapu oleh 'muntahan' lava pijar dari Gunung Sinabung. Bukan apa-apa gunung yang kini berstatus awas level 4 tersebut diperkirakan akan benar-benar meletus dalam waktu dekat ini.

Tanda-tanda ke arah sana terus terlihat, Gunung Sinabung seolah-olah tak mau berhenti beraktivitas menunjukkan murkanya. Bahkan Desa Sigarang-garang yang hanya beradius 3 kilometer dari kawasan gunung yang ditempati Boru Karo tadi, kini tak terlihat lagi sedikitpun 'kegarangannya' menyusul menggeliatnya gunung yang lama tertidur itu.

Desa tersebut tidak terlihat lagi seperti layaknya desa yang mana sudah terselimuti lumpur dari semburan erupsi Gunung Sinabung.

Tidak terdengar suara para bocah, semuanya telah beranjak untuk mengunsi, yang tersisa hanyalah hewan-hewan peliharaan mereka, ditambah lagi erupsi yang meluncurkan awan panas semenjak pagi tadi yang menyemburkan debu vulkanik yang cukup tebal menjadikan kampung mereka semakin porak-poranda, hujan juga mengguyur hampir semua desa di kaki Gunung Sinabung menambah parahnya ruas jalan.

Salah satu benda berharga yang menjadi target penyelamatan wanita tersebut adalah sepucuk ijazah kelulusan sekolah anaknya. "Baru hari ini ibu berani ke rumah, karena memikirkan ijazah anak yang tertinggal di rumah, selama ini saya tidak teringat kalau ijazah anak saya masih berada di dalam lemari," sebutnya.

WAJAH Boru Karo (52), terus-terusan terlihat gusar manakala dirinya dalam perjalanan kembali ke rumahnya di Desa Sigarang-garang, Kabupaten Karo.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News