Desakan Nego Ulang Kontrak Pertambangan Asing Kian Nyaring
Senin, 06 Juni 2011 – 01:31 WIB

Desakan Nego Ulang Kontrak Pertambangan Asing Kian Nyaring
Ditambahkannya , FPDIP di DPR akan proaktif menjalankan fungsi pengawasan dan legislasi guna mendorong keberanian pemerintah. Selain itu, DPR juga sudah semestinya mendorong paemerintah agar lebih proaktif untuk berinvestasi di bidang riset dasar dan teknologi tentang energi terbarukan.
Baca Juga:
"Karena Indonesia tidak bisa selamanya mengandalkan batu bara yang terbukti energi kotor, CPO (crude palm oil) yang merusak hutan, dan impor minyak. Kita harus mempersiapkan ilmuwan dan teknisi yang bisa menangani untuk mengolah kekayaan alam ketika kontrak dengan korporasi luar berhenti," cetusnya.
Lantas kontrak mana saja yang seharusnya direnegosiasi? "Kontrak-kontrak yang dipegang Exxon, Freeport, Blok Cepu, harus diambil alih pemerintah," tandasnya.
Terpisah, Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie menyatakan, renegosiasi kontrak merupakan keharusan yang semetinya segra dilakukan. "Segera itu, harus," ujar politisi yang akrab disapa dengan nama Ical itu saat ditemui di sela-sela acara Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) di Bunderan Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (5/6).
JAKARTA - Desakan agar pemerintah melakukan negosiasi ulang (renegosiasi) kontrak-kotrak pertambangan dengan perusahaan asing semakin menguat.
BERITA TERKAIT
- Pencari Kerja Padati Job Fair Jakarta 2025, Ada 12 Ribu Lowongan Pekerjaan Tersedia
- Kala Bhikkhu Thudong Singgah di Masjid Agung Semarang: Wujud Persaudaraan Lintas Iman
- Menko Polkam: Pemerintah Bentuk Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme & Ormas Meresahkan
- Masukan Buat Prabowo dari Innovation Summit Southeast Asia 2025
- B2W Capai 80 Persen Target Kuartal I 2025, Siapkan Revitalisasi 15 Korwil se-Indonesia
- Hasan Nasbi Mengaku Hubungannya dengan Presiden Prabowo, Mensesneg, dan Teddy Sangat Baik