Destinasi MICE Mulai Jadi Primadona

Destinasi MICE Mulai Jadi Primadona
Arief Yahya. Foto: JPNN

Ring yang dimaksud Effi adalah transaksi dagang. Dari paparan Effi, nominal yang didapat dari ring dua ini angkanya bisa mencapai sepuluh kali lipat dari income ring satu.

“Angkanya sangat besar. Kalau sebelumnya pariwisata dapat USD 10 m di 2013, lalu naik USD 11 m di 2014, dan naik lagi USD 12,6 m di 2015, di 2017 bisa lebih dahsyat lagi karena MICE terus digenjot. Industrinya kan cenderung sustainable,” papar Effi.

Sustainable? Apa tidak berlebihan? Apa menariknya MICE? Orang datang ke gedung, melihat pameran, ikut workshop? Apa tidak boring?

“Itu pola pemikiran yang tidak pas. MICE itu menyatu dengan pariwisata. Biasanya selepas acara atau sebelum acara, ada sesi city tour atau culinary tour, mengunjungi satu tempat paling menarik di kota tempat MICE

dilangsungkan. Inilah yang bisa menggerakkan ekonomi. Semua roda ekonomi terkait dengan MICE dan tour-nya bisa hidup dan berkembang,” katanya.

Dia mengakui, turis MICE yang datang ke Indonesia jumlahnya tak sedikit. Hanya saja, sampai saat ini belum ada data pasti berapa jumlahnya. Maklum, belum ada pencatatan yang mendetail soal jumlah turis yang datang ke Indonesia untuk MICE.

”Sekarang kan masih sangat rancu. Ke depan ini harus dibenahi supaya kita punya gambaran mau melangkah ke mana,” pungkas Effi.

Destinasi yang siap untuk MICE jumlahnya juga tak sedikit.  Sekarang destinasi MICE sudah bisa ditemui di banyak daerah. Dari Bali, Jakarta, Bandung, Kepri  hingga Kalimantan Timur, sudah ditopang infrastrukstur MICE yang sangat oke. Kapasitas dan fasilitas di dalamnya sudah banyak yang bintang lima. 

Para pelaku bisnis yang tergabung di Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) memuji effort Kemenpar yang dipimpin Menpar Arief Yahya dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News