Detik-detik Prajurit TNI AU Lakukan Misi Penyelamatan WNI di Afganistan, Menegangkan

Detik-detik Prajurit TNI AU Lakukan Misi Penyelamatan WNI di Afganistan, Menegangkan
Warga berusaha memasuki Bandara Internasional Hamid Karzai di Kabul, Afghanistan, Senin (16/8). Foto: Reuters/Antara

jpnn.com, JAKARTA - Prajurit TNI AU berhasil mengevakuasi 26 warga negara Indonesia (WNI) dan tujuh WN asing dari Afghanistan yang sedang memanas dikuasai Taliban.

Mereka tiba di Bandara Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (21/8) subuh. Di balik operasi penjemputan itu, para pilot harus berjuang dengan segala keterbatasan.

"Merupakan kebanggaan bagi kami, seluruh awak pesawat Skadron Udara 17 yang dipercaya untuk mengemban tugas negara di tengah-tengah situasi Afghanistan yang memanas, untuk menyelamatkan saudara-saudara kita di Afganistan," kata salah seorang penerbang Skadron Udara 17 yang mengawaki pesawat TNI AU Boeing 737-400 Mayor Pnb Mulyo Hadi saat mendarat di Tanah Air.

Mayor Mulyo Hadi bersama Letkol Pnb Ludwig Bayu beserta sepuluh awak pesawat lainnya dalam melakukan evakuasi itu.

Mereka awalnya mendapat perintah pada Senin (16/8) untuk menyiapkan rencana pergerakan (rengerak) sekitar pukul 21.00. Rencana disusun dan selesai pada 02.00.

"Hari berikutnya, Selasa (17/8), personel yang telah ditunjuk melaksanakan rapat bersama dengan Satgas dan Tim Evakuasi lainnya," ujarnya.

Pada rapat tersebut, lanjut Mulyo, diputuskan pesawat yang akan melaksanakan evakuasi berangkat ke Islamabad, Pakistan, Rabu (18/8) pukul 06.00 WIB.

Dia mengatakan tim menilai Islamabad salah satu daerah yang dipertimbangkan baik dari segi keamanan. Pesawat Boeing 737-400 pun diberangkatkan ke Islamabad sebelum melaksanakan evakuasi ke Bandara Karzai International, Kabul, Afganistan.

Dalam waktu yang relatif singkat, para awak pesawat menyiapkan kelengkapan pesawat dan melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, terutama dengan Kementerian Luar Negeri dan mengajukan flight clearance sesuai dengan rute penerbangan.

Termasuk berkoordinasi dengan Atase Pertahanan RI yang berada di tiap-tiap negara yang akan dilalui, selama penerbangan menuju Islamabad, Pakistan.

"Dengan waktu yang sangat terbatas, penyiapan tersebut dilaksanakan kurang dari semalam, sehingga dengan data-data yang ada, kami menyiapkan penerbangan semaksimal mungkin, agar misi terlaksana dengan aman dan selamat" tutur alumni Akademi Angkatan Udara 2008 itu.

Sesuai perencanaan yang telah dibuat, tepat pada pukul 06.00 WIB, pesawat TNI AU Boeing 737-400 dengan kode panggilan Kencana Zero Four lepas landas dari Lanud Halim Perdanakusuma.

Perjalanan menuju Islamabad menempuh waktu penerbangan selama 17 jam. Rutenya ialah Banda Aceh, Colombo (Srilangka), Karachi (Pakistan), dan di Islamabad (Pakistan). Tim pun tiba pada pukul 15.13 UTC atau pukul 20.13 waktu Islamabad.

Setelah mendarat di Islamabad, diputuskan untuk menginap sembari memantau perkembangan situasi di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, Afganistan, sebelum melaksanakan proses evakuasi WNI di sana.

Selama di Islamabad, seluruh awak pesawat terus memonitor perkembangan situasi dan kondisi di sekitar landasan di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, terutama eskalasi kerumunan massa yang dapat mengganggu jalannya pendaratan di sana.

"Hambatan yang dihadapi terutama adalah data-data terkini dari landasan Bandara Hamid Kanzai International, serta kondisi sekitar landasan yang tidak menentu. Eskalasi kerumunan massa terjadi ketika awak pesawat sudah sampai di Islamabad, sehingga keputusan dari pihak Kemenlu menunda penjemputan selama 1-2 hari," ungkap Mayor Mulyo.

Setelah mendapatkan data-data lengkap Bandara Hamid Kanzai International, Kabul bisa didarati, diputuskan pesawat terbang dari Islamabad pada Jumat (20/8) dini hari. Keputusan ini diambil, dengan harapan kondisi bandara sepi dan tidak ada eskalasi massa.

Pesawat Boeing 737-400 pun lepas landas dari Islamabad pada pukul 04.33 dini hari waktu setempat menuju Bandara Hamid Kanzai International, Kabul Afganistan.

Tantangan lain yang dihadapi para awak pesawat adalah kondisi bandara Bandara Hamid Kanzai International yang dikelilingi pegunungan dan banyaknya fasilitas bandara yang tidak berfungsi secara optimal. Bandara tersebut berada di 5.877 kaki di atas permukaan laut.

"Ditambah fasilitas nav aid bandara, night facilities, dan air traffic service yang tidak berfungsi maksimal, mengakibatkan awak pesawat menghadapi tantangan yang sangat berat saat approach ke Bandara Hamid Kanzai International" urai Mayor Mulyo.

Tantangan lain yang dihadapi para awak pesawat adalah saat mengidentifikasi landasan. Sebab, saat itu matahari belum terbit dan lampu landasan tidak menyala seluruhnya.

"Prosedur approach yang secara visual dan menghindari pegunungan, membuat landing di Kabul menjadi tantangan yang paling utama bagi seluruh awak pesawat A-7305," tambahnya.

Namun demikian, akhirnya para prajurit TNI AU itu berhasil melakukan pendaratan. Setelah mendarat di Bandara Hamid Kanzai International, Kabul, proses evakuasi pun segera dilaksanakan. NATO sebagai otoritas sementara di Bandara Kabul hanya memberikan sedikit waktu.

Sekitar dua jam, seluruh proses boarding WNI selesai dilaksanakan. Mengingat keterbatasan kapasitas pesawat, tidak semua barang bawaan WNI dapat diangkut ke dalam pesawat. Para penumpang hanya diizinkan membawa tas di tangan.

"Kami memohon maaf kepada WNI dan WNA yang kami evakuasi, karena koper-kopernya tidak semuanya bisa dibawa ke dalam pesawat," ujar Mayor Mulyo.

Akhirnya Boeing 737-400 berhasil mengevakuasi 26 WNI dan tujuh WNA dari Bandara Hamid Kanzai International, Kabul pada pukul 02.19 UTC menuju Islamabad.

Dari Islamabad, pesawat lepas landas pada pukul 23.33 UTC melanjukan penerbangan menuju tanah air melalui, Karachi, Colombo, Banda Aceh. Pada pukul 03.05 WIB Pesawat Boeing 737--400 mendarat sempurna di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta.

Kedatangan pesawat TNI AU di Lanud Halim Perdanakusuma ini telah ditunggu oleh para pejabat, di antaranya Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, dan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Fadjar Prasetyo. (tan/jpnn)

Prajurit TNI AU berhasil mengevakuasi 26 warga negara Indonesia (WNI) dan tujuh WN asing dari Ibu Kota Afganistan.


Redaktur : Natalia
Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News