Di Istana, Andre Gerindra Tuding Jokowi Selalu Berpihak ke Tiongkok

Di Istana, Andre Gerindra Tuding Jokowi Selalu Berpihak ke Tiongkok
Andre Rosiade. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus Gerindra Andre Rosiade meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengambil langkah konkret menghentikan praktik predatory pricing oleh perusahaan semen Tiongkok. Harapan ini disampaikan Andre saat menyambangi Kantor Staf Presiden (KSP) di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta pada Senin (2/9).

Anggota DPR terpilih dari Sumatera Barat itu datang mendampingi Serikat Pekerja Semen Indonesia, untuk menemui Kepala KSP Moeldoko guna beraudiensi soal permainan harga semen oleh perusahaan Negeri Tirai Bambu.

"Kami meminta audiensi dengan harapan presiden melalui KSP bisa mengambil langkah-langkah konkret. Pertama, meminta menteri perdagangan mencabut permendag nomor 7 tahun 2018, mengenai izin impor semen," ucap Andre.

BACA JUGA: Andre Gerindra Minta Jokowi Segera ke Papua ketimbang Sibuk soal Pindah Ibu Kota

Permen itu menurut wasekjen DPP Gerindra itu perlu dicabut karena industri semen nasional surplus 35 juta ton per tahun. Kemudian, meminta presiden menginstruksikan kepada menteri perindustrian memoratorium pembangunan pabrik semen baru.

"Kita tidak butuh pembangunan pabrik semen baru apalagi yang dilakukan oleh investor-investor dari Tiongkok. Karena apa, sampai 2030, Indonesia surplus semen. Sekali lagi, pembangunan pabrik semen baru tidak dibutuhkan bagi bangsa ini," tegasnya.

Terkait tuntutan serikat pekerja ini, Andre berharap Presiden Jokowi segera mengkoordinasikannya dengan menteri terkait dan mengingatkan pemerintah memihak pada industri nasional.

"Jangan selalu berpihak kepada Tiongkok, Tiongkok, Tiongkok. Padahal mereka melakukan penghancuran pada industri dalam negeri kita," tandasnya. (fat/jpnn)


Politikus Gerindra Andre Rosiade meminta Presiden Joko Widodo alias Jokowi mengambil langkah konkret menghentikan praktik predatory pricing oleh perusahaan semen Tiongkok.


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News