Di Mana Pohon Besar

Oleh Dahlan Iskan

 Di Mana Pohon Besar
Foto: disway.id

Kali ini saya tidak naik-naik gunung yang lebih tinggi. Yang lahan opiumnya sudah menjadi perkebunan kopi. Kopi Doi Tung kini menjadi sangat terkenal.

Saya duduk-duduk di cafe di pusat wisata baru ini. Melihat orang belanja kopi. Yang dijual di kaleng-kaleng khusus.

Saya tidak membeli kopi. Saya bukan penggemar kopi, teapi saya membeli macadamia-nya. Yang satu kaleng saya buka di situ. Saya nikmati. Sambil melihat alamnya.

Kisah Doi Tung adalah kisah sukses memerangi kejahatan. Sampai ke akarnya. Akar itu adalah kemiskinan. Bercampur dengan budaya.

Sebelas ribu warga di bukit-bukit itu hanya mewarisi keahlian menanam opium. Turun-temurun. Tidak pernah tahu pekerjaan lain.

Sudah pernah dicoba opium itu diberantas. Dengan kekerasan. Dengan operasi. Dengan senjata. Tapi sia-sia.

Perubahan terjadi 15 tahun lalu. Saat Ibu Suri berusia 90 tahun. Yakni nenek raja Thailand yang sekarang.

Di usia tuanya itu Ibu Suri membuat keputusan: meninggalkan hiruk-pikuk kota besar Bangkok. Ingin hidup menyepi di puncak gunung. Bersama rakyat kebanyakan. Yang dikenal sangat miskin.

Tidak ada lagi yang kambuh menanam opium. Tidak muncul lagi perdagangan obat bius. Yang dulu transaksinya di sekitar pohon besar itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News