Diare Mewabah, Empat Sumber Air Diteliti

Diare Mewabah, Empat Sumber Air Diteliti
Diare Mewabah, Empat Sumber Air Diteliti
Hal itu terlihat dari beberapa warga yang mandi, mencuci, dan buang air besar di bong (jamban) di sungai sehari-hari. Di sepanjang aliran Sungai Ogan yang melintas di Desa Santapan Timur terdapat bong yang dibuat masyarakat untuk mandi dan buang air besar. Kendati Sungai Ogan tidak surut selama musim kemarau. Namun debit air berkurang dan berwarna keruh. Warga tidak terlalu ambil pusing menggunakan air sungai untuk MCK sehari-hari.

Rista, warga Dusun I Desa Santapan Timur yang dibincangi koran ini mengaku warga desanya sudah terbiasa memanfaatkan sungai untuk MCK. Walaupun di desa sudah ada sumur, sumur bor pamsimas, dan air isi ulang. Ada warga yang ingin membeli air isi ulang untuk dimasak dan sumber air lainnya. “Namun ada pula warga yang tetap menggunakan air sungai untuk memasak,” kata Rista.

Dikatakannya bahwa warga yang menggunakan sumur dan sumur bor pamsimas terpaksa menggunakan air sungai untuk memasak. Karena sumber air di dua sumur tersebut kering saat musim kemarau. “Mungkin karena jarang menggunakan air sumur, makanya penyakit diare menyerang,” imbuhnya.

Penyakit diare yang menyebabkan empat warga Desa Santapan Timur, yang salah satunya adalah korban Rahma Yunita (3) menjadi pukulan bagi keluarga almarhumah. Suradi (42), orang tua almarhumah Rahma Yunita yang dibincangi koran ini mengaku sama sekali tidak mendapat firasat bahwa anak bunsunya itu akan meninggal dunia karena penyakit diare. Korban meninggal, Senin (22/10) sekitar pukul 08.00 di rumahnya setelah sempat dibawa ke RSUD Kayuagung. “Banyak pasien yang dirawat di RSUD Kayuagung. Sehingga anak kami dibawa pulang untuk dirawat oleh bidan desa,” ujar Suradi.

INDERALAYA- Wabah penyakit diare yang melanda Desa Santapan Timur Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir setidaknya membuat dinas kesehatan setempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News