Diare Mewabah, Empat Sumber Air Diteliti

Diare Mewabah, Empat Sumber Air Diteliti
Diare Mewabah, Empat Sumber Air Diteliti
Anaknya itu menderita diare, lanjut Suradi, boleh dikatakan terbilang singkat. Yakni pada Senin subuh sekitar pukul 03.00, anaknya mengalami mencret sampai lima kali. Bahkan muntah pun tidak dialami anaknya. Hanya mual saja. “Rahma hanya bilang sakit perut dan mulutnya bergerak seperti mau muntah,” cerita Suradi.

Gejala diare dialami anaknya baru diketahui, terang Suradi, pada Minggu sore. Saat itu anaknya sudah terlihat lesu. Tetapi sang anak masih mau diajak bicara dan bergurau. “Walaupun badannya lesu, Rahma masih banyak bicara,” tuturnya. 

Bagaimana memenuhi kebutuhan air sehari-hari" Masjidah (35), ibu almarhum Rahma Yunita menuturkan bahwa air yang digunakan untuk memasak dan minum berasal dari ai isi ulang dan sungai. Sebab rumahnya memang terletak di pinggir sungai. “Air sungai yang digunakan selalu dimasak untuk mencegah munculnya penyakit,” tukas Masjidah.

Sementara itu Puskesmas Kandis yang biasa melayani pasien rawat jalan. Sudah beberapa hari ini difungsikan untuk rawat inap. Betapa tidak, ada sembilan warga Desa Santapan Timur yang dirawat dalam dua hari terakhir. Hanya saja, tiga warga lainnya sudah berangsur sembuh. Mereka adalah Anwar (30) dan Desi Ratnasari (8). Tujuh warga lainnya masih dirawat di puskesmas. Yakni Yunilawati (32), M Irsadi (15), Melly Yusmita (25), Intan Pandini (12), Nuraini (17), Yurni (20), dan Tasila (40).

INDERALAYA- Wabah penyakit diare yang melanda Desa Santapan Timur Kecamatan Kandis, Kabupaten Ogan Ilir setidaknya membuat dinas kesehatan setempat

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News