Dibekali Kemampuan Menyelam, Terjun Bebas, hingga Menembak

Dibekali Kemampuan Menyelam, Terjun Bebas, hingga Menembak
SELALU SIGAP: Tim Basarnas menurunkan dua jenazah penumpang AirAsia dari helikopter Dolphin di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1). Kiprah anggota Basarnas cukup menonjol dalam upaya pencarian korban. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

Untuk itu, Sutopo memaparkan bahwa peran Basarnas sangat penting dalam penanganan bencana. Keahlian khusus para personel Basarnas terkait upaya pencarian dan penyelamatan korban (search and rescue) sangat dibutuhkan saat terjadi bencana. Selama ini, koordinasi antara BNPB dan Basarnas juga baik.

”Kompetensi Basarnas memang di SAR. Sehingga dalam setiap bencana, Basarnas sebagai leading sector dalam SAR. Saat bencana, semua dikomando BNPB atau BPBD dan Basarnas sebagai pendukungnya. Sebaliknya, saat terjadi kecelakaan pesawat terbang atau kapal, maka Basarnas sebagai pemegang komando, sedangkan TNI, Polri, BNPB, BPBD, dan lainnya sebagai pendukung. Hal itu sudah berjalan dengan baik koordinasinya,” imbuhnya.

Beban besar tersebut dijawab dengan baik oleh Basarnas. Kasubbag Humas dan Media Basarnas Yusuf Latif mengatakan, lembaga yang didirikan pada 1972 itu punya kekuatan yang cukup untuk menanggulangi setiap bencana dan kecelakaan yang ada. Dengan total karyawan 3.400 orang, terdapat lebih dari 1.000 tim penyelamat yang siaga di 34 kantor SAR dan 68 pos SAR.

”Basarnas terdiri dari berbagai tim. Mulai dari tim rescuer ,tim medis, tim komunikasi, tim logistik, tim sarana-prasarana, tim operasi, sampai tenaga instruktur. Tapi, fokus kami, setiap perekrutan memang untuk tim rescuer. Untuk bagian tersebut, kami menyerap 15–23 tenaga kerja baru per kantor SAR dalam setiap rekrutmen. Untuk tim lain, kami hanya merekrut satu atau dua,” terangnya.

Dalam upaya penyelamatan, pihaknya sudah menyiapkan enam rescue boat (RB) dan dua unit terbaru RB Katamaran. Selain itu, lembaga tersebut punya delapan helikopter. Namun, bukan fasilitas penyelamatan yang menjadi kebanggaan Basarnas. Melainkan kualitas SDM yang top. Hal tersebut tecermin dari Basarnas Special Group (BSG) yang menjadi ujung tombak dalam setiap upaya penyelamatan.

”BSG adalah pasukan khusus yang kami seleksi dari tim rescuer Basarnas setiap tahunnya. Mereka harus punya kemampuan medis, menyelam, sampai terjun bebas. Bahkan, ada yang punya keahlian menembak. Banyak juga rescuer senior yang tak lolos dalam seleksi ini. Karena yang melakukan tes bukan hanya kami. Ada juga pihak TNI yang ikut dalam seleksi,” terangnya.

Tak perlu muluk-muluk membahas BSG, Yusuf mengungkapkan bahwa setiap pegawai Basarnas memang harus melalui tes ilmu dasar SAR. Salah satu syarat yang perlu dipenuhi adalah bebas fobia. Hal tersebut diujikan dalam pelatihan dasar SAR yang wajib bagi semua CPNS yang diterima.

”Selama satu bulan mereka harus melalui pelatihan yang cukup menantang. Mulai harus berkemah di gunung dengan makanan terbatas sampai turun dari tebing dengan rappelling. Baik admin komputer atau staf keuangan harus lolos ini. Kalau takut atau sakit sehingga gagal, tahun depan harus mengulang,” ungkapnya.

KINERJA cekatan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim pencari serta evakuasi AirAsia QZ8501 mengundang apresiasi dan pujian. Tidak hanya dari dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News