Dibekali Kemampuan Menyelam, Terjun Bebas, hingga Menembak

Dibekali Kemampuan Menyelam, Terjun Bebas, hingga Menembak
SELALU SIGAP: Tim Basarnas menurunkan dua jenazah penumpang AirAsia dari helikopter Dolphin di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1). Kiprah anggota Basarnas cukup menonjol dalam upaya pencarian korban. Foto: Guslan Gumilang/Jawa Pos

’’Tim SAR Indonesia adalah salah satu yang terbaik di Asia,’’ ujarnya saat diwawancara beberapa media internasional. Sebagai gambaran, dalam kasus jatuhnya pesawat Airbus A330-200 milik Air France di Samudra Atlantik saat perjalanan dari Rio de Janeiro ke Paris pada 1 Juni 2009, lokasi jatuhnya pesawat baru ditemukan pada hari ke-7 oleh tim SAR dan Angkatan Laut dari Prancis dan Amerika Serikat.

Sementara itu, pesawat Boeing 777-200ER milik Malaysia Airlines dengan kode penerbangan MH370 yang hilang dalam perjalanan dari Kuala Lumpur ke Beijing pada 8 Maret 2014 hingga kini belum ditemukan.

Menurut Waldron, faktor yang juga membuat Basarnas layak manyandang predikat sebagai salah satu tim SAR terbaik Asia adalah penguasaan medan yang sulit.

Dengan kondisi geografis Indonesia yang memiliki 17 ribu pulau dan wilayah sangat luas, Basarnas sudah terbiasa bekerja dalam kondisi alam yang menantang. ’’Itu membuat mereka sangat baik dalam penanganan kecelakaan,’’ jelasnya.

Peran Basarnas di Indonesia memang cukup strategis. Sebagai negara rawan bencana, Indonesia membutuhkan Basarnas. Seperti diketahui, ada sejumlah faktor alam yang mengakibatkan negeri ini rentan bencana. Di antaranya, Indonesia berdiri di atas pertemuan lempeng-lempeng tektonik sehingga kerap terjadi gempa.

Selain itu, negara ini berada di kawasan cincin api dengan jumlah gunung api terbanyak di dunia. Iklim tropis dengan curah hujan tinggi juga menjadi salah satu faktor penyebab bencana banjir dan longsor.

Berdasar data kaleidoskop bencana yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), selama 2014 terjadi 1.525 bencana yang mengakibatkan 566 korban tewas dan 2,66 juta orang mengungsi. Selain itu, dari segi infrastruktur, lebih dari 51 ribu rumah dan ratusan bangunan umum rusak. Kerugian ekonomi juga tidak kalah besar, bahkan mencapai puluhan triliun rupiah.

”Jadi seperti kebakaran hutan dan lahan itu kerugiannya sampai Rp 20 triliun; banjir Jakarta Rp 5 triliun; banjir di pantura Jawa Rp 6 triliun; banjir bandang di Sulawesi Utara Rp 1,4 triliun; banjir dan longsor di 16 kabupaten-kota di Jawa Tengah Rp 2,1 triliun; dan sebagainya,” papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

KINERJA cekatan Badan SAR Nasional (Basarnas) dan tim pencari serta evakuasi AirAsia QZ8501 mengundang apresiasi dan pujian. Tidak hanya dari dalam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News