Digitalisasi Hortikultura Indonesia Menuju Industri 4.0

Digitalisasi Hortikultura Indonesia Menuju Industri 4.0
penggunaan alat sensor di kebun petani bawang merah di Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Foto: Kementan

Dengan demikian, kondisi lingkungan pertanaman dapat direkam untuk menjadi panduan bagi petani memberikan tindakan pemupukan yang tepat.

Koreksi melalui alat itu diharapkan mampu menghasilkan bawang merah berkualitas dengan jumlah yang lebih banyak, lebih efisien dan ramah lingkungan.

"Alat ini akan diperkenalkan kepada para champion untuk meningkatkan produktivitas dan menekan biaya produksi," jelas Kepala Subdit  Bawang Merah dan Sayuran Umbi Agung Sunusi.

Dirinya mendukung petani hortikultura Indonesia mengoptimalkan teknologi sebagai sarana informasi meningkatkan daya saing.

"Ini adalah awal dari dukungan Kominfo untuk membantu digitalisasi pertanian khususnya hortikultura," kata Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital  Pertanian dan Perikanan Wijayanto beberapa waktu lalu.

Alat ini dikembangkan memanfaatkan sistem operasi Android dan dapat pula diakses di website.

Alat ini mengumpulkan data kondisi kesuburan tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah dikombinasikan dengan kondisi lingkungan seperti suhu udara, kelembaban udara dan tekanan udara.

Data ini diperlukan untuk mendapatkan rekomendasi perlakuan yang tepat terhadap tanaman untuk mendapatkan kesuburan optimal.

Setelah sekian lama berkutat dengan pola konvensional, petani hortikultura tidak lama lagi akan menjadi bagian utuh dari dunia digital.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News