Digitalisasi Nozzle Bikin Distribusi BBM Bersubsidi Terkendali

Digitalisasi Nozzle Bikin Distribusi BBM Bersubsidi Terkendali
Ilustrasi SPBU. Foto: Pertamina

Kini Pertamina dituntut melakukan hal yang sama. Apalagi, Pertamina menguasai pasar SPBU di Indonesia.

Sayangnya, di antara 5.518 SPBU milik Pertamina, baru ada 314 SPBU yang menggunakan nozzle digital.

’’Awalnya (digitalisasi) ditarget selesai pada Desember 2018. Ternyata meleset. Komitmen bergeser pada Juni 2019,’’ jelas Fanshurullah.

Pemerintah memang terus memperketat distribusi BBM bersubsidi untuk meminimalkan penyelewengan.

’’Yang penting adalah pengawasan solar karena industri memakai solar yang sama dengan kendaraan umum,’’ kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

Untuk mengawasi, BPH Migas bekerja sama dengan Polri. Sejak 2016 sampai awal Maret lalu, pemerintah berhasil menyelamatkan keuangan negara Rp 72,6 miliar.

Pemerintah juga menemukan penyelewengan penggunaan BBM 6,4 juta liter. ’’Rata-rata, BBM bersubsidi dijual di atas harga subsidi,’’ imbuh Jonan.

Dia menegaskan, selain mendigitalisasi nozzle, pemerintah mewajibkan seluruh badan usaha melaporkan volume penjualan mereka. Termasuk data stok, losses, dan penggunaan sendiri (own use). (vir/c14/hep)


Pemerintah terus melakukan berbagai cara untuk mengefisienkan penyaluran bahan bakar minyak (BBM).


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News