Dikecam, Australia Punya Lima PM dan Lima Tahun

Lowy tiba di Australia pada usia 21 bersama saudaranya setelah melarikan diri dari Perang Dunia II di Eropa. Dia menyebut dirinya sebagai "manusia perahu" yang melarikan diri ke Palestina.
Dia mengatakan selama hampir 70 tahun hidup di Australia, telah mengalami negara ini terbuka untuk ide-ide baru, namun merasa sentimen tersebut telah menurun.
"Saya pikir kita bergerak ke arah yang salah," katanya. "Kita seharusnya membicarakan target, bukan topi."
"Sekarang karena perbatasan kita sudah aman, saya yakin kita bisa ambisius dalam soal imigrasi dan bermurah hati terhadap pengungsi yang datang melalui proses yang ada," katanya.
Dia juga menyoroti pemimpin AS yang bisa dibilang sekutu paling penting Australia.
Menurut Lowy, masa depan hubungan Australia dengan Amerika Serikat lebih dalam daripada sosok yang kini duduk di Gedung Putih.
"Saya menyesal bahwa Trump tak melihat keuntungan besar yang mengalir ke Amerika dari aliansi dan sistem perdagangan global," katanya.
"Dan secara pribadi, sesuai pengalaman hidupku, saya merasa lebih nyaman ketika presiden Amerika Serikat adalah pendukung demokrasi, bukan sahabat para pemimpin otoriter," ujarnya.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina