Dikhawatirkan Ubah Misi, IPO Pegadaian Ditolak

Dikhawatirkan Ubah Misi, IPO Pegadaian Ditolak
Dikhawatirkan Ubah Misi, IPO Pegadaian Ditolak
Mengenai kebutuhan dana yang besar untuk perusahaan, lanjut Dahlan, dapat dicari tanpa harus menjual saham. Banyak skema yang dapat dipakai untuk menarik dan dari pihak lain. Misalnya menerbitkan obligasi atau meminjam ke bank.

Kalau kemampuan untuk mengeluarkan obligasi kurang, tambah mantan CEO Jawa Pos tersebut, perseroan dapat melakukan revaluasi aset terlebih dahulu. Dengan langkah tersebut kemungkinan untuk mencari obligasi akan lebih besar lagi. Karena, Pegadaian merupakan perusahaan yang sangat bagus dalam hal keuangan maupun kinerja perusahaan."Banyak jalan yang bisa ditempuh. Manajemen suruh cari. Kami kasih keleluasaan ke manajemen. Masa kita yang cari, mereka kerjanya apa," kata Dahlan. Bagi Dahlan, sebaiknya tidak semua BUMN besar dan bagus kinerjanya harus melakukan IPO. Ada baiknya, perusahaan tersebut mengalihkan rencananya untuk menolong masyarakat kecil

.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, pemerintah mempunyai pertimbangan lain sehingga menolak rencana IPO Pegadaian. Bukan karena perusahaan tidak sehat tapi mengingat fungsi Pegadaian tersebut."Perseroan sangat sehat. Di samping misi tidak sekedar profit semata, tapi ada hal yang jadi perhatian kita. Sambil mencari solusi terbaik. Aset besar perlu kita lihat,” tegas Hatta.

Menurut Hatta, dari 9 BUMN yang diajukan untuk melakukan privatisasi, hanya 5 yang disetujui. 3 perusahaan akan dilepas dengan strategic sales, 1 perusahaan melakukan IPO, dan 1 lagi melakukan right issue. Tapi, tim juga memberikan sejumlah catatan. Untuk PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Inti) disetujui strategic sale dengan menerbitkan saham baru. Ke depan Indonesia akan mengembangkan industri telekomunikasi nasional.

JAKARTA – Pemerintah menolak rencana PT Pegadaian (Persero) untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Keputusan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News