Din: Maksudnya, Koalisi Strategis

Din: Maksudnya, Koalisi Strategis
Din: Maksudnya, Koalisi Strategis
JAKARTA—Penjelasan tentang wacana Poros Tengah Jilid II telah terjadi distorsi makna gagasan yang sebenarnya. ''Yang saya maksudkan di sini adalah perlunya koalisasi strategis (bukan Poros Tengah, tapi dapat dipakai sebagai salah satu istilah dengan makna lain), di antara partai-partai Islam dan berbasis massa Islam. Demikian dikatakan Ketua Umum Muhammadiyah Din Syamsuddin pada JPNN di Jakarta, Senin (15/12).

jpnn.com - Menurutnya, koalisi strategis berperan dalam menghadapi persoalan-persoalan strategis kebangsaan (tidak hanya soal Pilpres), karena terkesan selama ini mereka berbeda satu sama lain. Padahal, sama-sama mengaitkan diri dengan Islam. Akibatnya, umat Islam di lapisan bawah bingung dan terpecah. Hal ini tentunya tidak baik bagi citra politik Islam dan konsolidasi demokrasi Indonesia.

Karenanya, koalisi strategis ini setidaknya sebagi salah satu untuk mengakomodir gagasan partai-partai Islam dan berbasis massa Islam tanpa harus melebur eksistensi mereka. Koalisi strategis ini merupakan realisasi ukhuwah Islamiyah dan silaturrahmi dalam kehidupan politik. Itu adalah ajaran Islam dan mereka yang mendasarkan diri kepada Islam perlu mengamalkannya.

Koalisi strategis ini juga untuk memudahkan komunikasi, bahkan komunikasi dengan lingkaran-lingkaran politik lain guna membangun simpul lingkaran kebangsaan yang diperlukan Indonesia yang mejemuk.

Dijelaskan, koalisi strategis ini justru untuk memudahkan pencairan dikotomi politik nasionalis Vs Islam, yang sudah tercipta sejak dulu dan masih ada dengan adanya partai-partai Islam dewasa ini.

Menanggapi adanya usul pembentukkan poros umat, Din menilai kalau poros umat berhubungan dengan orang per orangan, tapi koalisi strategis berhubungan dengan bentuk komunikasi antar partai.

Koalisi strategis, lanjut dia, bisa dikaitkan dengan Pilpres untuk meningkatkan political leverage partai Islam. ''Karena jalan sendiri-sendiri, jadi mereka hanya sebagai pelengkap penyerta kalau tidak penderita dari kekuatan politik lain. Hanya partai yang tidak mau mengamalkan ajaran ukhuwah dan silaturrahim atau karena egoisme kepartaian yang akan menolak ajakan moral ini,'' tukasnya.(sid/JPNN)



JAKARTA—Penjelasan tentang wacana Poros Tengah Jilid II telah terjadi distorsi makna gagasan yang sebenarnya. ''Yang saya maksudkan di sini


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News